08 September 2025
20:13 WIB
Bahaya Tersembunyi Makanan Ultra-Proses Terhadap Kualitas Sperma
Sebuah penelitian terbaru mengungkap kaitan antara konsumsi makanan ultra proses dengan penurunan kualitas sperma.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi makanan ultra proses. Foto: Freepik.
JAKARTA - Siapa yang bisa menolak godaan burger cepat saji, minuman manis dalam kemasan, atau camilan gurih yang bikin nagih? Rasanya memang sulit dilewatkan, tapi di balik kenikmatannya, makanan ultra-proses ternyata menyimpan dampak serius bagi kesehatan pria.
Melansir laman Healthline, sebuah penelitian yang terbit di jurnal Cell Metabolism pada 28 Agustus 2025 menemukan bahwa konsumsi makanan ultra-proses berkaitan erat dengan penurunan kualitas sperma. Dampaknya pun tidak berhenti di situ, kadar kolesterol ikut meningkat, berat badan naik, bahkan massa lemak dalam tubuh juga ikut bertambah.
Menariknya, dampak buruk ini tetap terjadi meskipun jumlah kalori yang dikonsumsi sama dengan diet makanan utuh. Artinya, bukan soal seberapa banyak seseorang makan, melainkan apa yang dimakan.
Ahli urologi sekaligus direktur Center for Male Reproductive Medicine di Los Angeles, Dr. Philip Werthman, menegaskan bahwa yang terpenting bukan jumlah kalori dikonsumsi, melainkan jenis kalori yang masuk ke tubuh. Hal ini sejalan dengan hasil uji coba pada pria berusia 20–35 tahun, di mana mereka yang menjalani diet ultra-proses mengalami peningkatan kadar ftalat, zat kimia dari plastik yang berpotensi mengganggu hormon.
Tak hanya itu, kadar testosteron serta hormon perangsang folikel (FSH) yang berperan penting dalam produksi sperma juga tercatat menurun. Beberapa zat pengganggu hormon ini diduga berasal dari kemasan plastik makanan ultra-proses itu sendiri.
Menariknya, tren penurunan kualitas sperma global yang mencapai 60% sejak tahun 1970-an bertepatan dengan makin maraknya konsumsi makanan instan dan ultra-proses di seluruh dunia. Sementara itu, ahli gizi dari Cleveland Clinic, Kristin Kirkpatrick menegaskan bahwa dampak buruk ini bisa terjadi bahkan pada pria yang terlihat sehat.
Sekalipun kadar kolesterol, gula darah, atau berat badan berada dalam kategori normal, risiko gangguan kesehatan tetap meningkat bila seseorang terbiasa mengonsumsi makanan ultra-proses. Hal ini karena pola makan buruk bisa memicu kondisi kronis seperti diabetes tipe 2, obesitas, hingga penyakit jantung, yang pada akhirnya turut memengaruhi kesuburan pria.
Dampak dari makanan ultra-proses ternyata lebih luas. Data dari CDC menunjukkan bahwa rata-rata 55% kalori harian masyarakat Amerika berasal dari makanan jenis ini, terutama pada usia di bawah 19 tahun. Roti lapis, burger, minuman manis, kue manis, hingga camilan asin menjadi penyumbang terbesar.
Meski terdengar mengkhawatirkan, kabar baiknya ada banyak cara untuk melindungi kesehatan reproduksi pria. Para ahli sepakat bahwa pola makan bergizi seimbang adalah kunci utama, diiringi gaya hidup sehat.
Mengonsumsi makanan utuh seperti biji-bijian, buah, sayur, dan lemak sehat, menerapkan pola makan bergizi seperti diet Mediterania, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, tidur cukup, serta mengelola stres adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan. Menjauhi rokok dan alkohol, serta membatasi paparan panas berlebih dari sauna atau jacuzzi, juga penting untuk menjaga kualitas sperma.