01 April 2024
13:10 WIB
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Mudik jadi salah satu yang paling dinanti setiap menyambut Idulfitri, dan tidak sedikit masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi baik mobil atau sepeda motor. Namun di balik itu, tak banyak yang menyadari ada risiko yang tak pernah luput dari perjalanan mudik, yakni microsleep.
Dikutip dari Healhline, microsleep merupakan situasi di mana seseorang mengalami kondisi tertidur dalam waktu singkat, dalam kisaran beberapa detik saja.
Beda halnya dengan kondisi tertidur biasa atau ketiduran, microsleep terjadi ketika seseorang sedang melakukan aktivitas penting yang membutuhkan fokus penuh, salah satunya saat sedang berkendara.
Orang yang mengalami microsleep saat sedang berkendara pada beberapa kondisi tetap mampu melakukan aktivitas tersebut sambil tertidur, setidaknya sampai ia benar-benar tak sadar, dan akhirnya berujung dengan peristiwa fatal.
Sumber lain menyebut, waktu dari kondisi microsleep yang dialami seseorang biasanya kisaran 15 detik atau kurang. Mereka yang mengalami hal ini baru tersadar karena dirangsang oleh sesuatu yang mengejutkan, seperti suara dan sentuhan keras, atau pada beberapa kondisi ada juga yang akhirnya tersadar sendiri.
Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, karena nyatanya banyak kecelakaan terjadi akibat hal ini dan berujung dengan nyawa terenggut.
Perlu diketahui, bahwa pada tahun 2023 lalu tercatat jika ada sebanyak 5.894 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama momen arus mudik, dan menimbulkan sebanyak 726 korban jiwa. Di mana angka kecelakaan tersebut terjadi dari total pergerakan atau perjalanan masyarakat yang mencapai angka 123,8 juta orang.
Sementara di tahun 2024 ini, pemerintah memprediksi pergerakan saat lebaran meningkat menjadi sebanyak 193,6 juta orang. Dari angka tersebut, sekitar 35,42 juta orang diperkirakan melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil pribadi dan 31,12 juta orang menggunakan sepeda motor.
Karena itu, jadi hal lumrah jika kewaspadaan terhadap kondisi microsleep dipahami dengan baik dan dicegah semaksimal mungkin.
Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasi Microsleep
Kelelahan jadi salah satu penyebab terkuat microsleep bisa terjadi. Di samping itu, ada juga beberapa kondisi lain, di antaranya memiliki gangguan tidur yang disebabkan oleh permasalahan insomnia, memiliki hutang waktu tidur dari jam yang semestinya, atau sebagai efek samping dari situasi menjalani pengobatan tertentu.
Selain itu, microsleep juga bisa dialami saat seseorang sedang melakukan suatu aktivitas secara berulang-ulang dan membosankan, namun membutuhkan fokus dan perhatian tertentu, salah satunya berkendara di jalanan yang lurus seperti jalan tol.
Microsleep biasanya diawali dengan ciri tidak mendengar suara sekitar atau tidak menanggapi ketika dipanggil, memiliki tatapan kosong, tidak dapat mengingat peristiwa satu atau dua menit terakhir,dan kondisi mata yang berkedip lambat.
Agar terhindar dari microsleep ada beberapa cara yang menurut para ahli perlu dilakukan, terutama bagi mereka yang sekiranya akan melakukan perjalan dengan berkendara jarak jauh, yakni:
· Menghindari kafein sebelum tidur untuk mencegah diri sulit tidur. Di sisi lain, pilihan mengonsumsi kopi bisa dilakukan saat sedang berkendara dan dibutuhkan untuk membuat diri tetap terjaga.
· Melakukan aktivitas yang mengalihkan perhatian saat berkendara, salah satunya berbincang dengan penumpang di kendaraan atau di samping kemudi. Karena itu, memiliki rekan berkendara yang dapat diandalkan sangat penting.
· Memiliki jam tidur yang cukup dan teratur sejak beberapa hari sebelum melakukan perjalanan, di mana idealnya waktu tidur di malam hari berlangsung selama 7-8 jam per hari.
· Istirahat dan tidur sejenak jika mengantuk, karena ketika kafein tidak lagi berpengaruh saat berkendara, satu-satunya solusi paling ampuh dan tepat adalah dengan beristirahat dan tidur sesegera mungkin.
Powered by Froala Editor