22 Maret 2025
17:20 WIB
Bahaya Lain Merokok, Dari Rasa Cemas Sampai Disfungsi Memori
Selain komplikasi kesehatan fisik, kebiasaan merokok lama kelamaan dapat memengaruhi kesehatan mental yang ditandai dengan beragam gelaja.
Penulis: Arief Tirtana
Ilustrasi dilarang merokok. Freepik
JAKARTA - Sederet risiko Kesehatan dari merokok tentu sudah menjadi pengetahuan yang diketahui kebanyakan orang. Tapi tak hanya komplikasi Kesehatan fisik sperti jantung dam paru, ternyata kebiasaan merokok juga bisa menyebabkan berbagai masalah lain, termasuk kesehatan mental.
Direktur Senior dan Kepala, Departemen Kesehatan Mental dan Ilmu Perilaku, Max Super Specialty Hospital Saket, Dr Sameer Malhotra, dilaporkan The Hindustan Times menjelaskan, merokok juga dikaitkan dengan risiko aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah, membatasi aliran darah ke berbagai bagian tubuh.
"Nikotin sebagai stimulan dikaitkan dengan penyempitan pembuluh darah, mengganggu aliran darah ke bagian perifer tubuh, dan juga ke otak," katanya, dikutip dari Antara.
Karena itu, jelasnya, merokok juga memengaruhi kesehatan mental dalam berbagai cara yang signifikan. Adapun dampak dari pengaruh terhadap kesehatan mental itu dapat dilihat dari berbagai gejala.
Kecemasan dan Stres
Kehidupan perokok juga terpengaruh secara emosional karena nikotin dikaitkan dengan gangguan neurokimia di otak (kadar dopamin dan norepinefrin yang mengganggu) yang dikaitkan dengan kecemasan, gemetar, dan gangguan terkait stres yang signifikan.
Gangguan Suasana Hati
Kebiasaan merokok secara signifikan dapat meningkatkan kadar sitokin proinflamasi yang menyebabkan peradangan kronis yang merusak sawar darah otak (lapisan pelindung) dan menyebabkan neuroinflamasi yang tidak diinginkan terkait gangguan kognitif dan memori, kerentanan terhadap gangguan suasana hati dan penyakit neuro degeneratif.
Gangguan Tidur
Nikotin yang merupakan stimulan juga menyebabkan perokok sulit tidur di malam hari. Merokok dikaitkan dengan gangguan tidur, dan parasomnia
Disfungsi Memori
Merokok meningkatkan kadar karbon monoksida dalam darah dan memengaruhi oksigenasi. Akibatnya, orang yang kecanduan merokok akan mengalami disfungsi memori dalam jangka panjang.
Selain itu, penderita skizofrenia (gangguan mental berat yang mempengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi) cenderung merokok secara berlebihan.
Merokok meningkatkan konsentrasi juga hanyalah mitos. Mitos ini sering digunakan sebagai alasan untuk merokok saat merasa konsentrasi sedang rendah. Padahal, merokok berlebih juga bisa berdampak pada kesulitan berkonsentrasi.