13 September 2023
10:57 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Aneurisma otak merupakan kondisi medis saat dinding pembuluh darah di otak melemah atau menipis. Kondisi ini bisa terjadi tanpa adanya gejala dan berpotensi menghasilkan kerusakan saraf serius.
Dr. dr. Mardjono Tjahjadi Sp. B. S, Ph.D, seorang spesialis bedah saraf yang praktik di RS Pondok Indah menyoroti potensi mematikan dari penyakit ini. Faktanya, data dari The Brain Aneurysm Foundation mengungkapkan bahwa penyakit ini memiliki dampak yang sangat serius, dengan sekitar 500 ribu kematian yang tercatat setiap tahun, atau satu dari dua kasus aneurisma otak di seluruh dunia dapat berakhir dengan kematian.
"15% dari kasus kematian terkait aneurisma otak terjadi karena belum mendapatkan penanganan medis yang tepat," diungkapkan oleh dokter Mardjono di Jakarta, Selasa (12/10).
Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan adalah sekitar 66% dari individu mengalami pecahnya aneurisma otak tidak akan pulih dan akan menghadapi risiko disabilitas. Dampak disabilitas ini dapat mencakup gangguan motorik, sensorik, atau kognitif yang signifikan.
"Untuk pasien hampir tidak mungkin bisa pulih sepenuhnya," lanjutnya.
Setelah mengetahui bahaya yang dapat terjadi dari penyakit ini. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya aneurisma otak?
Selain menghindari faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan obat-obatan terlarang, terutama mereka yang berusia produktif 40-70 tahun untuk segera konsultasi dengan spesialis aneurisma. Kesadaran tentang faktor risiko, gejala yang mungkin muncul, dan tindakan pencegahan yang tepat merupakan kunci utama dalam mengatasi penyakit ini.
Lebih lanjut, dokter Mardjono menjelaskan bahwa bentuk aneurisma otak sebenarnya bukan benjolan yang terlihat seperti pada umumnya di kulit atau permukaan tubuh.
"Kondisi ini yang membuat dinding arteri di otak melemah dan menggelembung, sehingga mirip dengan balon pada dinding pembuluh darah," jelasnya.
Untuk mengetahui apakah ada balon pada dinding pembuluh darah di otak, bisa melakukan skrining (Magnetic Resonance Imaging) MRI sebagai tindakan deteksi dini yang akurat. MRI adalah teknologi pencitraan yang sangat canggih dan sensitif dalam mendeteksi perubahan pada struktur otak.
Keunggulan lainnya yakni memiliki tingkat resolusi tinggi, MRI dapat mendeteksi bahkan aneurisma otak kecil yang mungkin tidak terlihat dengan jelas melalui metode lain, seperti CT scan.
MRI juga tidak melibatkan paparan radiasi. Hal ini membuatnya lebih aman dalam hal paparan radiasi yang berbahaya, terutama jika pemeriksaan perlu diulang atau dilakukan secara berkala.
Dengan melakukan MRI dokter dapat melihat gambaran lebih rinci tentang otak dan struktur sekitarnya, sehingga dapat membantu tenaga ahli mengevaluasi aneurisma dengan lebih baik.