c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

27 Januari 2024

08:11 WIB

Bagaimana Suku Di Himalaya Mempertahankan Tradisi Poliandri

Di saat dunia terus bergeser dengan gaung norma pernikahan monogami, beberapa suku di Himalaya justru bertahan dengan sistem poliandri sebagai bentuk perlindungan kepada seorang istri.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

Bagaimana Suku Di Himalaya Mempertahankan Tradisi Poliandri
Bagaimana Suku Di Himalaya Mempertahankan Tradisi Poliandri
Ilustrasi cincin pernikahan. Pexels/Heiner

JAKARTA - Praktik poliandri cenderung asing di banyak masyarakat modern karena kebanyakan budaya lebih terbiasa dengan model monogami atau satu pasangan. Poliandri adalah sistem pernikahan di mana seorang wanita memiliki lebih dari satu suami pada saat yang bersamaan. 

Kebalikan dari poligami yang merupakan praktik pernikahan di mana seorang pria menikahi lebih dari satu wanita, yang juga lebih sering dibahas dalam konteks budaya atau agama tertentu dibandingkan dengan poliandri.

Menariknya, praktik poliandri ini sendiri masih bertahan di berbagai suku yang menetap di Pegunungan Himalaya. Menurut laman INF News, banyak studi mengungkapkan bahwa budaya poliandri berasal dari wilayah Upper Mustang kuno. Sistem pernikahan seperti ini dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk mempertahankan hak milik orang tua terbatas dalam klan yang sama, serta menjaga kestabilan dan kelangsungan populasi di daerah tersebut.

Secara tidak langsung telah memberikan kontribusi besar untuk perlindungan sumber daya alam yang langka di wilayah tersebut. Kemudian, dengan perkembangan waktu, budaya sistem pernikahan semacam ini secara bertahap menyebar ke bagian lain Nepal, tetapi terutama tersebar di wilayah Himalaya Nepal.

Sementara itu, dilansir dari laman Himachal Pradesh General Studies, praktik poliandri ini umum dilakukan di wilayah Keonthal, Bushahr, Jubbal, saluran trans-Giri Sirmaur di antara Negara Bagian Bukit Shimla, serta di Kullu, Lahaul-Spiti, dan sebagian negara bagian Suket dan Mandi di Negara Bagian Bukit Punjab. Praktik ini tidak jarang terjadi di kalangan kasta atau suku tertentu. 

Uniknya, praktik ini dilakukan oleh saudara kandung. Menurut sistem ini, empat atau lebih saudara laki-laki menikahi satu istri, dan setiap saudara memperlakukannya sebagai istri mereka masing-masing. 

Jika istri tersebut melahirkan anak, saudara-saudara tersebut dikenal sebagai bara bap, manjhla bap, chhota bap, dan berbagai istilah lain, tergantung pada peran masing-masing terhadap anak tersebut. Jika saudara laki-laki ingin hidup terpisah, anak-anak dibagi di antara mereka dan harga ditetapkan bahkan untuk istri, sebagai bagian dari pengaturan perpisahan.

Sementara itu, jika ada yang ingin mempertahankan istri, harus membayar bagian mereka secara tunai kepada saudara laki-laki lainnya. Kebiasaan poliandri telah umum di negara bagian bukit sejak zaman dahulu. 

Alasan Dibalik Budaya Poliandri
Implikasi sosial dari poliandri melibatkan beberapa aspek antara lain wanita dari negara bagian bukit tidak suka ditinggal sendirian karena ada kemungkinan dia menjadi korban yang mudah bagi pria-pria penggoda. Dalam konteks ini, praktik poliandri memberinya jaminan sosial melalui keberadaan beberapa suami yang dapat memberikan dukungan dan perlindungan.

Selanjutnya, dalam keluarga bersama beberapa saudara, masing-masing dapat memiliki peran kembali untuk budidaya tanah, merawat kawanan domba, dan mencari penghasilan di hutan. Jika dua saudara harus pergi untuk urusan negara atau meninggalkan wilayah, saudara ketiga tetap ada untuk memberikan jaminan keamanan kepada istri, memastikan bahwa dukungan keluarga tetap tersedia bagi wanita tersebut.

Aspek terakhirnya adalah secara ekonomi kepemilikan tanah di perbukitan yang terbatas. Poliandri mencegah pembagian tanah lebih lanjut karena sistem keluarga bersama, dengan begitu praktik ini membantu mempertahankan kesatuan kepemilikan tanah dalam konteks keluarga bersama, menjaga stabilitas dan kesejahteraan ekonomi keluarga di perbukitan kecil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar