c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

KULTURA

19 April 2025

15:36 WIB

Bagaimana Minat Konsumen Bergeser Dari Kenaikan Harga Mobil Baru?

Kenaikan harga mobil baru sendiri didorong oleh berbagai faktor seperti biaya produksi, pengenaan pajak, nilai tukar mata uang, dan bunga kredit.

Editor: Rendi Widodo

<p>Bagaimana Minat Konsumen Bergeser Dari Kenaikan Harga Mobil Baru?</p>
<p>Bagaimana Minat Konsumen Bergeser Dari Kenaikan Harga Mobil Baru?</p>

Ilustrasi kunci mobil bekas. Unsplash

JAKARTA - Kombinasi kenaikan harga mobil baru yang tidak sepadan dengan daya beli dinilai menjadi memicu perubahan preferensi konsumen. Hal ini mendorong konsumen kelas menengah ke bawah mengambil pilihan paling masuk akal lewat turun ke pasar mobil bekas yang lebih terjangkau.

"Kenaikan harga ini tidak lagi sepadan dengan daya beli yang stagnan, bahkan menurun karena tekanan ekonomi, PHK, dan inflasi kebutuhan pokok yang sedang marak," kata pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu dikutip dari Antara, Jumat (18/4).

Harga mobil baru, bahkan termasuk di kelompok Low Cost Green Car (LCGC) yang semula paling terjangkau, tahun ini meningkat.

Sebagai gambaran, harga per unit Toyota Calya tipe 1.2 E MT STD naik dari Rp167 juta menjadi Rp169,9 juta, Agya naik dari Rp170 juta menjadi 173,2 juta, Daihatsu Ayla tipe 1.0 M M/T naik dari Rp136 juta menjadi Rp138,5 juta, dan Sigra tipe 1.0 D MT naik dari Rp136 juta menjadi Rp139,2 juta.

Kenaikan harga mobil baru sendiri didorong oleh berbagai faktor seperti biaya produksi, pengenaan pajak, nilai tukar mata uang, dan bunga kredit.

Peningkatan harga-harga mobil baru ini akhirnya menjadi pemicu utama sebagian konsumen lebih memilih untuk membeli mobil bekas, khususnya di kategori peminat LCGC yang cenderung sensitif dengan angka.

Perusahaan lelang PT JBA Indonesia mencatat penjualan mobil bekas di platformnya pada kuartal pertama tahun 2025 meningkat 13% dibandingkan dengan kurun yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan angka penjualan mobil baru menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menurun pada kuartal pertama tahun 2025.

Menurut data asosiasi industri, selama Januari-Maret 2025 penjualan grosir kendaraan dari distributor ke dealer turun 4,7% menjadi 205.160 unit dari 215.250 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Angka penjualan ritel mobil pada tiga bulan pertama 2025 tercatat turun 8,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 210.483 unit.

Kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan perang dagang yang melibatkan negara itu dikhawatirkan memperparah kondisi ekonomi dan memperburuk kondisi pasar otomotif.

Yannes berharap masalah itu tidak berlarut supaya pasar bisa segera pulih dan perekonomian lekas tumbuh.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar