21 Agustus 2025
20:32 WIB
Bagaimana Menentukan Pola Asuh Yang Baik Untuk Anak?
Setiap gaya pola asuh punya dampaknya masing-masing. Tidak ada yang bisa disebut paling benar atau paling benar.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Orang tua memarahi anaknya. Sumber: Shutterstock/dok |
JAKARTA - Setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam membesarkan buah hati. Pilihan itu biasanya dipengaruhi oleh pengalaman hidup, termasuk bagaimana mereka dibesarkan.
Ada yang memilih pola asuh tegas dengan menekankan disiplin dan aturan, ada pula menjadi lebih lembut dengan mengedepankan kasih sayang dan kedekatan emosional. Perbedaan ini wajar terjadi, namun setiap gaya parenting tetap berpotensi menimbulkan tantangan bagi anak.
Menurut psikolog klinis, Ratih Ibrahim, perbedaan gaya pengasuhan sejatinya bukanlah masalah utama. Justru yang lebih sering menimbulkan persoalan adalah ego orang tua dalam menjalankan perannya.
Ia menekankan, terdapat nilai-nilai dasar dalam pengasuhan yang harus dijaga dan diwariskan, meskipun zaman dan cara mendidik terus berubah.
"Ada nilai-nilai klasik yang memang harus diwariskan seperti disiplin, integritas, tanggung jawab, etos kerja, dan menghormati orang tua. Itu semua penting. Bedanya, cara mengajarkannya harus menyesuaikan dengan kebutuhan zaman," ujar Ratih di Jakarta, Kamis (21/8).
Dari sinilah Ratih menekankan, tidak ada satu pola asuh pun yang bisa dianggap paling benar atau sempurna. Menurutnya, pola pengasuhan harus mempunya proses yang dinamis artinya bisa berubah serta menyesuaikan.
"Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, setiap anak membawa karakter unik, dan setiap zaman menghadirkan tantangan baru. Karena itu yang dibutuhkan bukan mencari siapa yang benar atau salah, melainkan saling melengkapi dan beradaptasi," jelasnya.
Lebih jauh, ia menggambarkan pola asuh sebagai sebuah perjalanan panjang yang tak bisa ditempuh sendiri.
"Orang tua tidak bisa berjalan sendiri dengan cara masing-masing. Harus ada kesepahaman, kerja sama, dan kemampuan menyesuaikan diri. Anak bukan hanya belajar dari ucapan, tapi juga dari bagaimana orang tuanya bersikap sehari-hari," tuturnya.
Anak membutuhkan disiplin agar tumbuh bertanggung jawab, sekaligus kasih sayang agar merasa aman dan dicintai. Di situlah kompromi menjadi kunci, bagaimana orang tua bisa menurunkan ego, menghargai perbedaan, dan bersatu demi memberikan yang terbaik untuk buah hati.