c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

26 April 2024

10:12 WIB

Awas, Bahaya Bahan Kimia Dari Seafood

Sebuah penelitian terbaru menyebutkan adanya risiko dari bahan kimia berupa zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl (PFAS) dari spesies laut yang biasa dikonsumsi. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Awas, Bahaya Bahan Kimia Dari <em>Seafood</em></p>
<p>Awas, Bahaya Bahan Kimia Dari <em>Seafood</em></p>

Ilustrasi seafood. Freepik

JAKARTA - Sebuah studi baru menunjukkan adanya bahaya paparan zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl (PFAS), yang biasa disebut sebagai “bahan kimia selamanya” dari kebiasaan mengonsumsi spesies laut tertentu. 

Menutur laporan Health, penelitian yang dilakukan pada penduduk Portsmouth, New Hampshire menemukan keberadaan PFAS dalam berbagai produk, dengan konsentrasi tertinggi pada udang dan lobster.

PFAS adalah bahan kimia produksi yang digunakan dalam segala hal, mulai dari pakaian hingga insulasi kabel listrik. Bahan-bahan tersebut tidak terurai sepenuhnya, sehingga berakhir di udara dan perairan, mencemari makanan dan minuman kita.

Para ilmuwan mengaitkan bahan kimia tersebut dengan beberapa dampak kesehatan manusia, termasuk gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kerusakan hati, dan peningkatan risiko kanker tertentu.

"Kami berharap hal ini dapat menarik perhatian pada fakta bahwa konsumsi makanan laut dapat menjadi jalur penting paparan PFAS bagi konsumen makanan laut yang tinggi," ucap rekan penulis studi dan profesor riset di Departemen Ilmu Biologi di Dartmouth College, Celia Y. Chen, dikutip dari Antara.

Namun penulis penelitian Megan Romano mencatat, masih banyak yang harus dipelajari tentang hubungan antara PFAS dan makanan laut, termasuk interaksi faktor-faktor yang menyebabkan akumulasi PFAS dalam jaringan hewan air.

Meski demikian, para ahli menekankan tidak perlu menghilangkan makanan laut sama sekali untuk menghindari paparan PFAS yang tidak aman. Sebaliknya, berhati-hatilah saat memilih mana yang akan dimakan.

"Makanan laut merupakan sumber protein tanpa lemak dan asam lemak omega yang sangat baik, namun mungkin juga mengandung PFAS atau merkuri, jadi penting bagi kita untuk menjadi konsumen yang berhati-hati. Hal ini sangat penting bagi kelompok rentan, seperti orang hamil dan anak kecil," kata Romano.

Pilihlah spesies yang menurut peneliti mengandung PFAS dalam jumlah lebih rendah, seperti nila. Ikan yang lebih kecil seperti nila atau sarden umumnya cenderung lebih rendah kontaminannya.

"Kuncinya adalah mengonsumsi makanan seimbang yang mencakup beragam makanan sehat dan sumber protein," kata Romano.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar