c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

02 Oktober 2025

11:07 WIB

AVA, Kendaraan Otonom Hemat Biaya Buatan ITB

Berkolaborasi dengan sejumlah industri, ITB berhasil mengembangkan kendaraan otonom hemat biaya produksi dengan menggunakan kamera adaptif berpadu algoritma AI. 

Penulis: Arief Tirtana

<p>AVA, Kendaraan Otonom Hemat Biaya Buatan ITB</p>
<p>AVA, Kendaraan Otonom Hemat Biaya Buatan ITB</p>

Kendaraan otonom ITB, AVA. Sumber foto: ITB.

JAKARTA - Didorong kebutuhan menghadirkan kendaraan otonom yang efisien, hemat biaya, dan sesuai dengan kondisi Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Fakultas Teknologi Industri, mengembangkan sebuah kendaraan otonom yang dinamakan Autonomous Vehicle Adaptive/AI (AVA).

Kendaraan otonom sendiri adalah kendaraan yang mampu mendeteksi kondisi lingkungan sekitar saat beroperasi. Kendaraan ini pun beroperasi secara mandiri tanpa campur tangan tangan manusia. 

Secara signifikan AVA ini dihadirkan sebagai kendaraan otonom hemat biaya dalam produksinya, berkat teknologi yang berbeda dari kebanyakan kendaraan otonom global. Jika kebanyakan kendaraan otonom buatan luar negeri bergantung pada sensor mahal, seperti LIDAR, AVA menggunakan sistem kamera adaptif yang dipadukan dengan algoritma AI. 

Strategi ini membuat biaya produksi lebih rendah, namun tetap mumpuni untuk menghadapi kondisi lapangan di Indonesia.

"Dengan pendekatan berbasis kamera adaptif dan computer vision, kami bisa menghadirkan solusi yang lebih ekonomis sekaligus efektif. Teknologi ini dirancang agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan infrastruktur dan lingkungan di Indonesia," kata peneliti utama proyek AVA yang juga dosen FTI ITB, Augie Widyotriatmo.

Dalam pembuatannya, ITB berkolaborasi dengan sejumlah mitra industri swasta, seperti PT Sibernetika dalam pengembangan sistem integrasi dan perangkat lunak; PT TESA yang mendukung manufaktur' dan PT AVS berperan dalam sistem kendali rendah dan human-machine interface (HMI). Sementara untuk riset dan inovasinya teknologinya dikembangkan sendiri oleh ITB.

Dengan menggabungkan keunggulan masing-masing pihak, Augie mengatakan, kolaborasi ini sukses menciptakan ekosistem inovasi yang lengkap, mulai dari riset di laboratorium hingga produk siap digunakan di industri.

Hasil uji coba prototipe AVA terbukti menjanjikan. Kendaraan ini mampu bergerak mandiri, mengenali rintangan, dan menjaga lintasan dengan stabil. Sistem keamanan juga didukung oleh kontrol redundan dan pengawasan berlapis, menjadikannya andal untuk beroperasi di kawasan terbatas seperti bandara dan kawasan industri.

"Hasil uji coba menunjukkan AVA sudah mampu bergerak mandiri dengan stabil, sekaligus menjaga aspek keselamatan melalui sistem pengawasan berlapis," kata Augie.

Dalam jangka pendek, AVA diharapkan bisa beroperasi sebagai prototipe di bandara dan kawasan industri. Sementara jangka menengah, diarahkan pada produksi terbatas, dan jangka panjang diproyeksikan menjadi kendaraan otonom buatan Indonesia yang bisa diterapkan secara luas, bahkan ditargetkan ekspansi ke pasar internasional.

"Target kami jelas: dalam waktu dekat AVA bisa digunakan di kawasan industri dan bandara. Ke depan, kami ingin Indonesia menjadi produsen teknologi kendaraan otonom yang dapat bersaing di pasar global," ujar Augie.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar