c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

11 Februari 2023

18:00 WIB

Asal Usul Cokelat Sebagai Simbol Cinta

Sampai hari ini cokelat sangat identik dengan hari kasih sayang dan simbol cinta. Mengapa demikian?

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

Asal Usul Cokelat Sebagai Simbol Cinta
Asal Usul Cokelat Sebagai Simbol Cinta
Ilustrasi cokelat valentin. Shutterstock/Evgeny Karandaev

JAKARTA - Hari kasih sayang dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Pada momen ini menjadi hari di mana banyak orang akan mengungkapkan perasaan cintanya kepada orang yang disayang dan beberapa persiapan romantis untuk kencan.

Selain itu, Valentine juga identik sebagai hari untuk memberi hadiah yang istimewa seperti bunga dan cokelat. Di antara dua hadiah tersebut, tentunya banyak orang penasaran mengapa pemberian cokelat selalu dikaitkan dengan hari Valentine? 

Dilansir dari laman History, hubungan antara cokelat dan cinta sudah ada sejak bangsa Maya yang pertama kali membuat biji kakao sekitar 500 SM. Akhirnya, mereka secara ritual menggunakan apa yang disebut "pemberian para dewa" yang biasa dilakukan dalam upacara pernikahan.

Namun, dibutuhkan lebih dari 2.000 tahun agar cokelat itu sampai ke Eropa dan menjadi suguhan di hari Valentine. Baru pada tahun 1861, pembuat permen yang terinspirasi bernama Richard Cadbury berpikir untuk menjual cokelat di hari Valentine. 

Dia mengemasnya dalam kotak berbentuk hati yang dihiasi kuncup mawar dan Cupid, yang sudah menjadi simbol romansa populer di kalangan orang Victoria. Dari situ, lahirlah tradisi hari Valentine yang baru.

Baca juga: Rekomendasi Kado Istimewa Untuk Pasangan Di Hari Valentine

Mengapa cokelat menjadi simbol cinta?

Sebagian besar budaya Mesoamerika mendokumentasikan penggunaannya sebagai obat mujarab. Minuman coklat pahit pertama yang sampai ke Eropa juga dikonsumsi untuk tujuan pengobatan. Sementara beberapa di antaranya disebabkan oleh sifat gula yang memberi energi, banyak dari efek ini dapat dikaitkan dengan senyawa yang ditemukan dalam kakao.

Kakao kaya akan flavonoid, antioksidan kuat. Penggunaan teoretisnya sebagai afrodisiak berasal dari stimulan alaminya, seperti kafein dan teobromin. Mereka membuka pembuluh darah untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otak, serta meningkatkan kewaspadaan.

Cokelat juga mengandung phenylethylamine (PEA), yang telah dikaitkan dengan romansa karena dianggap memiliki efek positif pada suasana hati, dan berfungsi sebagai antidepresan. Cokelat diklaim sebagai makanan yang berguna untuk cinta dan asmara.

Pada tahun 1800-an, cokelat menjadi simbol romantisme. Cokelat dijadikan sebagai media untuk yang mengungkapkan rasa sayang mereka kepada orang terkasih di hari Valentine.

Hal itu bermula pada tahun 1861, saat Richard Cadbury menciptakan tempat berbentuk hati untuk mengemas cokelat. Menurutnya, kotak hati tersebut memiliki manfaat meskipun cokelatnya telah habis dimakan. Kotak itu dapat digunakan berulang kali untuk menyimpan kenang-kenangan, mulai dari seikat rambut, surat cinta, hingga memberikan nilai jual pada kemasan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar