03 Juli 2024
17:24 WIB
Asal Mula Ikan Dewa Dikeramatkan Di Pemandian Cibulan
Menjadi objek wisata tertua di Kabupaten Kuningan, eksistensi Pemandian Cibulan tak lepas dari keberadaan ikan dewa yang erat dengan legenda keramat terkait Prabu Siliwangi.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Ikan Dewa Cibulan di Kuningan Cirebon. Shutterstock/Agustinus Argodiantoro
JAKARTA - Kabupaten Kuningan mungkin tak sepopuler wilayah lain di Jawa Barat dalam hal destinasi wisata. Namun, di wilayah ini justru terdapat objek wisata tertua yaitu Pemandian Cibulan, yang lekat dengan legenda ikan dewa sekaligus dikeramatkan bagi masyarakat Kuningan.
Berlokasi di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Pemandian Cibulan merupakan sebuah objek wisata yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka, lebih tepatnya tanggal 27 Agustus 1939, saat pertama kali diresmikan oleh Bupati Kuningan saat itu, R.A.A. Mohamand Achmad.
Sejak pertama berdiri hingga kini, Pemandian Cibulan masih mempertahankan daya tarik utama berupa dua buah kolam pemandian yang masing-masing diisi oleh ikan dewa, sehingga pengunjung yang berenang di dalamnya sudah pasti berendam dengan ikan-ikan yang ada di sana.
Adapun kolam pertama di Pemandian Cibulan berukuran 35x15 meter dengan kedalaman 2 meter, sedangkan kolam kedua memiliki ukuran 45x15 meter namun dibagi lagi menjadi dua bagian, dengan kedalaman di bagian pertama sekitar 60 sentimeter, sedangkan kedalaman di bagian kedua sekitar 120 sentimeter.
Diisi oleh air dari sumber mata air yang jernih membuat Pemandian Cibulan sangat diminati oleh masyarakat sekitar dan luar kota hingga saat ini.
Namun, hal lainnya yang membuat Pemandian Cibulan tetap terjaga hingga saat ini bukan hanya semata-mata karena kesegaran airnya, namun 'penghuni' yang dipercaya menjaga kesucian air di pemandian itu sendiri, yakni ikan dewa yang dikeramatkan.
Legenda Ikan Dewa
Sedikit mengulik jenisnya, ikan dewa yang ada di Pemandian Cibulan diketahui merupakan jenis ikan dari keluarga karper, dari suku Cyprinidae, yakni Cyprinus carpico. Meski dilihat secara sekilas ikan yang dimaksud kerap disamakan dengan ikan mas lantaran memiliki tampilan serupa, karena memang keduanya masih spesies kerabat.
Meski secara umum merupakan ikan biasa yang tersebar di air tawar perairan Indo-Australia dan anak benua India, serta banyak terdapat di Thailand dan Myanmar, sejatinya ikan dewa bukanlah hewan air biasa bagi masyarakat Kuningan.
Ada kepercayaan berlatarbelakang legenda yang menyebut, bahwa ikan dewa yang ada di Pemandian Cibulan merupakan jelmaan dari prajurit Prabu Siliwangi yang dikutuk karena membangkang atau tidak setia kepada sosok pemimpin Kerajaan Pajajaran tersebut.
Cerita ini yang kerap dibagikan oleh para penjaga atau pengelola Pemandian Cibulan jika ada pengunjung yang bertanya mengenai alasan ikan dewa begitu dikeramatkan.
Meski terdengar tidak masuk akal, namun pihak pengelola juga memastikan jika jumlah ikan di kolam pemandian tersebut tidak pernah bertambah atau berkurang. Padahal, ikan tersebut juga bukan jenis yang sulit berkembang biak, begitupun dengan ikan-ikan yang mati secara alami dan jarang terjadi.
Apalagi bagi masyarakat Kuningan, ada pantangan atau larangan tersendiri untuk mengonsumsi jenis ikan ini. Saking dikeramatkannya, jika ada ikan yang mati maka bangkai ikan tersebut akan dikubur dengan kain kafan layaknya manusia.
Dikutip dari IndonesiaKaya, bahkan disebutkan jika masyarakat setempat percaya ketika air kolam pemandian dikuras, ikan-ikan dewa di dalamnya akan menghilang sejenak dengan sendirinya. Baru kemudian, mereka akan muncul dengan jumlah yang sama ketika kolam sudah kembali terisi.
Meski terkesan memiliki kesan 'mistis' tersendiri, jika berkaitan mengenai interaksi dengan manusia ikan dewa tak berbeda dengan ikan normal pada umumnya. Gerombolan ikan dewa di Pemandian Cibulan akan tetap mendekat apabila ada pengunjung yang menaburkan remahan roti atau kacang-kacangan dan memakannya.