04 April 2024
19:12 WIB
Art Jakarta Gardens Dan Upaya Mendorong Kolaborasi Seniman-Korporasi
Terlepas dari kemandiriannya dalam berkarya, seniman juga perlu melakukan kolaborasi, termasuk dengan korporasi.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Suasana pembukaan Art Jakarta 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (26/08/2022). Validnews/Fikhri Fathoni |
JAKARTA - Berkarir sebagai seniman bisa dibilang 'gampang-gampang sulit'. Seorang seniman rupa bisa mencapai karir yang mapan dengan karya-karyanya yang dihargai hingga ratusan juta oleh kolektor.Tapi ada juga yang tak cukup beruntung, bahkan karena keterbatasan ekonomi, sulit untuk bisa mencipta karya seni secara berkelanjutan.
Dalam hal itu, si seniman memerlukan dukungan. Salah satu yang diperlukan yakni kesempatan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk korporasi yang memiliki kekuatan modal. Di samping juga dukungan galeri seni yang bisa membantu karya-karyanya mencapai pasar.
Enin Supriyanto, kurator seni yang mengelola Art Jakarta dan Art Jakarta Gardens, memandang kolaborasi seniman dan korporasi bisa memberi dampak pada penguatan ekosistem seni, di samping jadi jalan bagi seniman untuk berkarya secara beekelanjutan. Karena itu, ia mendorong agar seniman, dalam hal ini di ranah seni rupa, memiliki kemampuan untuk membuka atau menangkap peluang-peluang tersebut.
"Seniman bisa berkarya secara berkelanjutan, itu nggak hanya ditentukan Art Jakarta (bursa seni), tapi juga kemampuan dia untuk menjajal peluang kerjasama. Karyanya harus memberi nilai lebih buat berbagai pihak, dari situ dia bisa bekerjasama dengan berbagai pihak," ungkap Enin di Jakarta beberapa waktu lalu.
Bicara tentang posisi Art Jakarta dan Art Jakarta Gardens, Enin mengatakan, bursa seni yang dikelolanya bersama kolektor Tom Tandio. Menurutnya, bursa seni memberi peluang seniman bertemu pembeli karya. Tapi itu tak cukup, seniman selanjutnya perlu membuka peluang bagi dirinya sendiri, tentunya dengan modal karya yang layak.
Enin tak setuju dengan cara pandang seniman semata harus didukung, baik oleh negara maupun sektor dunia usaha. Tetap kuncinya adalah kemandirian si seniman. Hal utama, katanya, adalah kehendak dan energi dari si seniman itu sendiri untuk berkarya dan mencari peluang kerja sama, baik dengan galeri, bursa seni ataupun perusahaan-perusahaan untuk berkolaborasi. Dan itu praktik yang harus dilakukan waktu ke waktu.
"Saya juga nggak percaya gak percaya dengan program-program yang karitatif. Artinya, seniman didanai untuk berkarya, terus karyanya akan jadi luar biasa," tuturnya.
Dirinya sendiri lewat Art Jakarta dan Art Jakarta Gardens mencoba memicu munculnya peluang-peluang yang dibutuhkan seniman itu. Dua agenda art fair tersebut dalam setiap edisinya selalu memiliki program yang menfasilitasi kerjasama korporasi dengan seniman.
Art Jakarta Gardens 2024, yang akan berlangsung di Jakarta akhir bulan nanti, misalnya, jadi ruang kolaborasi sejumlah perusahaan dengan sejumlah seniman tanah air.
Salah satunya, perusahaan layanan investasi Bibit beker jasama dengan seniman Erwin Windu Pranata, dalam menciptakan sebuah instalasi patung, salah satu karya spesial yang akan tampil di Art Jakarta Gardens.
Kolaborasi lainnya yaitu perusahaan penyedia layanan digital jual beli emas layanan investasi emas digital, Treasury dengan seniman muda yang saat ini naik daun, Naufal Abshar.
Selain berdampak untuk produktivitas seniman, menjamin keberlanjutan proses seni, kolaborasi tersebut bagi Enin dan tim juga berdampak dalam promosi seni secara luas. Dengan seniman didukung dalam proses berkarya, dan hasilnya pun langsung diakuisisi oleh perusahaan, maka akan membuat karya tersebut bisa terakses publik lebih luas.
Art Jakarta Gardens, dalam hal ini, adalah pekan seni yang sejak pertama kali digelar pada 2022 silam, membawa misi normalisasi seni di ruang publik. Agenda ini mendorong agar ruang-ruang kota semakin kaya oleh produk seni, khususnya patung atua instalasi. Seperti mimpi Sukarno yang merancang Ibu Kota dengan patung-patung megahnya.
Menurut Enin, lewat penyelenggaraannya dari tahun ke tahun, Art Jakarta Gardens telah berhasil mewujudkan misi itu. Meski apa yang dicapai sejauh ini hanyalah sebagian kecil dari upaya yang harus dilakukan untuk membuat ruang kota Jakarta bahkan kota-kota lainnya kaya akan keberadaan seni.
"Kemitraan kami dengan sejumlah perusahaan, ini menfasilitasi mereka untuk bertemu dan berkenalan, bekerjasama dengan sejumlah seniman, juga salah satu cara kami untuk mendorong karya-karya seni bisa diproduksi oleh seniman dengan konsep khusus, sekaligus diakuisisi dan harapannya bisa diperkenalkan ke publik lebih luas," tutur Enin.
"Rencananya karya instalasi karya Naufal (hasil kolaborasi dengan Treasury) ini juga selesai (dipamerkan) di Art Jakarta Gardens, akan ditempatkan di kantor Treasury di BSD. Saya rasa dalam waktu dekat mereka akan berpikir juga bagaimana karya ini bisa dinikmati oleh publik lebih luas," Enin memberi contoh.
"Kalau pola seperti ini bisa diperkaya atau diperbanyak, itu sudah, saya kira salah satu jalur yang akan memperkaya ruang publik kita dengan karya seni," imbuhnya.
Tentang Art Jakarta Gardens 2024, agenda ini akan berlangsung di Hutan Kota by Plataran pada 23 s.d. 28 April mendatang. Akan ada banyak karya instalasi dipamerkan di area hijau taman, dan sebanyak 23 galeri menampilkan koleksi terbaik mereka di dua ruang pamer dalam ruang.