c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 Oktober 2024

17:27 WIB

Arkeolog Ingatkan Pemerintah Rangkul Antikuarian

Asal mula pembentukan Museum Nasional pada zaman kolonial, dilakukan oleh pengumpulan barang antik dari para antikuarian yang menggemari barang-barang antik

<p>Arkeolog Ingatkan Pemerintah Rangkul Antikuarian</p>
<p>Arkeolog Ingatkan Pemerintah Rangkul Antikuarian</p>

Ilustrasi. Wisatawan mengamati barang antik yang dijual di Pasar Triwindu, Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/3/2021). Barang-barang antik dan kuno di pasar tersebut dijual dengan harga Rp25.000 hingga puluhan juta. Antara Foto/Maulana Surya

Arkeolog Ingatkan Pemerintah Rangkul Antikuarian

Asal mula pembentukan Museum Nasional pada zaman colonial, dilakukan oleh para antikuarian yang menggemari barang-barang antik.

MATARAM - Dosen Arkeologi Universitas Udayana Iwan Kristiawan mengingatkan pemerintahan baru, terkhusus Kementerian Kebudayaan untuk merangkul komunitas antikuarian. Hal ini penting dilakukan agar benda-benda bersejarah tetap memiliki ontentisitas yang kuat.

"Kalau tidak difasilitasi, saya khawatir semakin masif dan mereka tidak terkendali," ujarnya dalam kegiatan arkeolog cilik yang digelar Museum NTB di Mataram, Selasa (22/10), seperti dilansir Antara.

Untuk diketahui, Antikuarian merupakan pencinta barang antik yang cenderung tertarik terhadap objek barang antik saja, bukan kepada konteks arkeologi dan budaya yang terkandung di dalam benda antik tersebut.

Iwan yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Wilayah Bali dan Nusa Tenggara tersebut bercerita, asal mula pembentukan Museum Nasional pada zaman kolonial dilakukan oleh para antikuarian yang menggemari barang-barang antik.

Koleksi barang antik yang dimiliki oleh para antikuarian dikumpulkan oleh pemerintahan Hindia Belanda sampai akhirnya dijadikan museum. "Sekarang kondisi di luar museum banyak antikuarian di daerah-daerah. Harapan ke depan kementerian baru harus fokus melihat bahwa fenomena antikuarian yang banyak itu harus segera difasilitasi," kata Iwan.

Lebih lanjut dia menyampaikan, di dalam mengoleksi benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan, maka otentisitas sangat penting. Apabila antikuarian tidak memahami bagaimana mempertahan otentisitas, maka situasi itu kelak berbahaya bagi catatan sejarah peradaban bangsa Indonesia ke depan.

Iwan pun mengapresiasi nomenklatur baru Kabinet Merah Putih yang memiliki Kementerian Kebudayaan, sehingga kegiatan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan di Indonesia bisa lebih fokus. "Harapan saya -adanya Kementerian Kebudayaan- ini pasti akan lebih baik," ucap Iwan.

Kemajuan Kebudayaan
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah. Ia mensyukuri adanya kementerian baru yang fokus dengan kebudayaan (Kementerian Kebudayaan) dalam kepimpinan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Dengan adanya kementerian baru yang fokus pada kebudayaan, lanjutnya, akan memberikan dampak yang luar biasa dalam kemajuan kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia yang sangat kaya dengan keragaman budaya.

“Bersyukur kita, di kabinet mendatang akan ada kementerian baru namanya kementerian kebudayaan. Tentu ini akan membawa dampak yang luar biasa bagi kemajuan kebudayaan,” kata Himatul Aliyah.

Himatul yang kembali terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 ini, menginginkan lebih banyak masukan yang dapat memberikan penyegaran dan juga pengembangan ekosistem kebudayaan di Indonesia.

Sehingga, kebudayaan yang hampir punah bisa dicegah dan dapat dikembangkan lebih maksimal kembali keberadaannya. Hal itu berguna untuk memberikan pengetahuan kepada generasi muda agar mereka dapat lebih mencintai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa ini.

Dirinya juga meyakini, peran masyarakat yang memiliki perhatian lebih terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia, sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kebudayaan itu sendiri.

“Kami akan terus bersinergi dengan Bapak-Ibu sekalian sebagai pelaku atau mungkin stakeholder dari kebudayaan itu sendiri. Tentu, kami sangat menantikan berbagai saran dan masukannya untuk perbaikan ke depan,” ujarnya.

Sebelumnya, Anggota DPR RI dari Partai Demokrat Dede Yusuf juga mengungkapkan hal yang sama. Dirinya menilai dengan dipastikannya eksistensi Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri di era kepemimpinan Presiden Prabowo, sehingga pemekaran budaya di Indonesia semakin maju.

Hal itu karena kementerian tersebut hanya berfokus pada satu hal, yaitu terkait kebudayaan dan tentu artinya pemekaran atau pemajuan kebudayaan dapat menjadi salah satu program prioritas. Bagi para budayawan, imbuhnya, tentu hal ini adalah sesuatu yang sangat baik untuk bisa menjadi bagian terdepan di dalam konteks pemajuan kebudayaannya.

"Kemajuan kebudayaan itu bukan hanya memikirkan untuk melestarikan sesuatu yang lama tapi bagaimana mengkonversikannya di dalam kemajuan zaman," kata Dede.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar