03 Maret 2025
13:49 WIB
Arkeolog China Temukan Alat Pembuatan Api Berusia 7.000 Tahun
Para arkeolog menemukan seperangkat alat pembuat api kuno di sebuah situs arkeologi di Provinsi Jiangsu, China timur. Alat ini merupakan bukti tertua dari teknologi pembuatan api.
Foto yang diambil pada 7 Januari 2025 menunjukkan seperangkat alat pembuat api yang ditemukan di situs arkelogi Caongyang di Provinsi Jiangsu, China timur. (ANTARA/Xinhua)
JAKARTA - Seperangkat alat pembuat api kuno yang diduga berasal dari 7.000 tahun lalu, ditemukan oleh para arkeolog pada sebuah situs arkeologi di Provinsi Jiangsu, China timur. Ini menjadi bukti fisik tertua, sebagai cikal bakal perkembangan teknologi pembuatan api yang ditemukan di China sampai saat ini.
Seorang peneliti di institut peninggalan budaya dan arkeologi provinsi tersebut, Gan Huiyuan, yang memimpin penggalian di situs Caoyangang mengatakanm peralatan yang baru ditemukan tersebut terdiri dari tongkat bor dan papan api. Tongkat bor tersebut memiliki panjang lebih dari 60 sentimeter, sedangkan papan apinya memiliki panjang lebih dari 30 sentimeter.
Artefak berwarna cokelat itu memiliki lebih dari 10 lekukan bundar berwarna hitam pekat pada permukaannya, yang dengan jelas menunjukkan tanda-tanda pembakaran.
"Alat pembuat api ini bukan hanya yang terpanjang yang pernah ditemukan di situs tersebut, tetapi, juga peralatan pembuat api dalam kondisi paling baik yang pernah ditemukan hingga saat ini," kata Gan, dikutip dari Antara, Senin (3/3).
Selain itu, sebuah lekukan sirkular, yang kemungkinan digunakan untuk mengikat tali, ditemukan di salah satu ujung papan api, yang mengindikasikan bahwa benda tersebut dirancang agar mudah dibawa atau digantung.
Dirinya juga mengemukakan, sejak penggalian dilakukan, sejumlah peralatan pembuat api telah ditemukan di situs tersebut.
Situs Caoyangang yang membentang seluas 80.000 meter persegi, telah menjadi tempat ditemukannya banyak artefak selain alat pembuat api. Lebih dari 3.000 benda, termasuk tembikar, peralatan dari tulang, benda-benda dari kayu, fosil hewan rusa, babi, sapi, anjing, dan berbagai jenis burung, serta sisa-sisa tanaman air, telah ditemukan di situs tersebut.
"Temuan-temuan itu memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan sehari-hari dan kepekaan estetika masyarakat kuno yang pernah berjaya di area tersebut," kata para arkeolog.