19 April 2024
16:07 WIB
Arab Saudi Berhasil Bangun Masjid Dari Cetak 3D Pertama
Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly di Jeddah dibangun menggunakan empat mesin printer 3D dari China selama enam bulan.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly yang dibuat dari mesin cetak 3D pertama di dunia Dok. Wael Kikhia via Archdaily
JAKARTA - Sama seperti bangunan pada umumnya, masjid lumrah digarap dengan proses pembangunan menggunakan bahan dasar batuan, semen, besi beton, dan lain sebagainya. Tapi, lain hal dengan sebuah masjid yang ada di Al-Jawhara, Jeddah, Arab Saudi, di mana sebuah bangunan masjid dicetak menggunakan teknologi mesin printer 3D yang berasal dari China.
Abdulaziz Abdullah Sharbatly, merupakan nama dari masjid yang dimaksud, sekaligus menjadi masjid pertama di dunia yang dibangun dengan menggunakan printer 3D. Dibangun di atas lahan seluas 5.600 meter persegi, pencetakannya sendiri menggunakan sebanyak empat mesin printer, dengan proses konstruksi yang berjalan selama enam bulan.
Pihak yang membangun Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly adalah seorang pengusaha wanita Arab bernama Wajnat Abdulwahed yang juga menamai masjid tersebut dari nama sang suami. Desain bangunan masjid sendiri mengadopsi gaya arsitektur warisan budaya Hejaz, yang merupakan desain bangunan khas pesisir Laut Merah pada masa kejayaan Arab Saudi.
Dalam membangun masjid tersebut Wajnat mengaku tidak ingin kehilangan esensi yang biasa ditemukan dalam sebuah masjid, dengan tetap memegang nilai-nilai Piagam Perkotaan Raja Salman, dan menciptakan detail arsitektur Hijazi dalam format kontemporer.
Dibanguan dengan tujuan untuk menumbuhkan ketenangan bagi jemaah yang berkunjung, masjid ini juga memiliki bangunan menara-menara khas yang menjadi ciri landmark tersendiri di lingkungan sekitarnya.
“Konsep desain masjid didasarkan pada menumbuhkan rasa ketenangan di antara jamaah melalui prinsip keramahtamahan,” ujar Wajnat, dikutip dari pemberitaan Arabnews.
Menyorot bangunan di sisi lainnya, pada area luar ruangan atau outdoor, Wajnat sengaja merancang bangunan terbuka yang terinspirasi dari Hijir Ismail pada samping Ka'bah di Masjidil Haram, yang berfungsi sebagai perpanjangan bagi banyaknya jemaah di luar masjid, saat digunakan untuk salat Jumat, salat tarawih di bulan Ramadhan, dan Idulfitri.
Realisasi Wajnat dalam menggarap masjid dari hasil cetak printer 3D sendiri sejalan dengan visi negara Arab Saudi di tahun 2030 yang bertujuan untuk menekan tingkat polusi dari limbah konstruksi.
Menariknya, Arab Saudi jadi negara pertama yang berhasil merealisasikan masjid dengan metode pembangunan ini, mendahului Dubai yang sebelumnya sudah memiliki rencana serupa di tahun 2023, namun dijadwalkan baru akan terealisasi di tahun 2025.