03 November 2022
20:43 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Kasus Festival Musik Berdendang Bergoyang telah menjadi sorotan luas dalam beberapa hari terakhir. Festival yang seharusnya berlangsung tiga hari, berhenti di hari kedua karena masalah kerumunan ekstrem yang membahayakan penonton.
Kejadian tersebut, suka atau tidak suka, mempengaruhi industri pertunjukan musik secara umum di tanah air. Upaya bersama-sama para pelaku industri untuk menghidupkan kembali pertunjukan musik setelah pandemi, kini mendapat tantangan baru, terkait kepercayaan publik hingga potensi terganggunya perizinan berbagai acara di akhir tahun ini.
Terkait hal itu, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) pun mengambil sikap. Asosiasi meminta agar publik dan pihak-pihak terkait tidak menggeneralisir kasus Berdendang Bergoyang sebagai representasi kondisi industri pertunjukan secara luas.
Faktanya, menurut data APMI, ada lebih dari 50 festival musik telah berjalan tahun ini dengan sukses, tanpa insiden.
Ketua Umum APMI, Dino Hamid mengatakan, kejadian pada Berdendang Bergoyang belum lama ini menggoncang laju industri pertunjukan musik yang telah coba dibangun selama beberapa bulan terakhir.
Tanpa menyalahkan penyelenggara secara langsung, Dino meminta agar para promotor penyelenggara event lebih ketat lagi dalam mempersiapkan acaranya. Khususnya terkait SOP keamanan yang selama ini sebenarnya sudah lazim diacu dalam penyelenggaraan event.
“Hari ini kita ingin membuat statement, ingin bersama-sama, dengan pelaku industri yang punya visi dan misi sama kayak kita semua, agar bekerja sama untuk mempelajari, berdiskusi, agar apa? Agar industri kita berjalan dan tidak ada lagi yang membuat suatu acara tanpa mengetahui proses hulu hilir yang tepat dan benar,” ungkap Dino dalam sesi konferensi pers di Mbloc Space, Jakarta Selatan, Kamis (3/11).
Terkait posisi APMI, Dino juga mengundang agar para promotor yang saat ini belum bergabung ke dalam asosiasi, untuk bergabung. Tujuannya agar bisa mendapatkan ruang yang lebih luas terkait support dan pengawasan asosiasi.
Dino juga menekankan bahwa asosiasi selalu terbuka untuk berkolaborasi dalam hal pendampingan dan pengawasan demi suksesnya penyelenggaraan suatu event musik. Ia mengajak para pelaku event untuk bekerja sama, kembali berdiskusi untuk memastikan berjalannya acara dengan baik dan aman.
“Tujuan dari asosiasi ini adalah bagaimana kita bisa membuat sebuah ekosistem yang baik benar tepat agar industri kita semakin tumbuh,” imbuhnya.
Perizinan Event Terancam
Sekretaris Jenderal APMI, Emil Mahyudin membeberkan, sejak kejadian Berdendang Bergoyang, pihaknya banyak mendapat informasi masalah perizinan berbagai event yang akan datang. Menurutnya, banyak penyelenggara acara yang kini menghadapi situasi sulit, terancam tidak dikeluarkannya perizinan oleh pihak kepolisian.
Masalah perizinan ini menjadi tantangan terbaru untuk penyelenggara event saat ini, di tengah arus kebangkitan industri pertunjukan beberapa waktu terakhir.
Meski tidak menyebut secara spesifik kendala perizinan tersebut seperti apa, Emil membeberkan bahwa mulai ada berbagai peraturan oleh kepolisian di berbagai tempat, yang intinya adalah pengetatan syarat.
“Jadi kalo data secara pasti belum ada beberapa yang nggak dikasih izin. Tapi kami banyak terima pengaduan, banyak event terimbas, misal, mulai banyak peraturan seperti, event nggak boleh di outdoor, harus indoor. Ada juga yang harus selesai di jam 6 sore,” tutur Emil.
Sejauh ini, berdasarkan pantauan Validnews, belum ada event yang secara jelas mengumumkan penundaan atau pembatalan, jika memang di balik layar persiapannya ada kendala perizinan. Kecuali satu event, yaitu Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19 di Jakarta International Stadium (JIS) yang harusnya dihelat bulan ini, namun diundur ke tahun depan.
Terkait munculnya tantangan dalam berbagai bentuk tersebut, Dino Hamid meminta semua pihak bisa menilai dengan objektif. Ia menekankan bahwa industri pertunjukan musik saat ini baik-baik saja, dan sedang dalam kondisi ‘prima’. Karena itu, berbagai tantangan regulasi yang menyulitkan, harus ditilik kembali dengan kepala dingin dan profesional, agar industri yang baru kembali bangkit ini bisa tetap bergeliat.
“Kita dengar sekarang ini ada beberapa event yang tidak dikeluarkan izin, kita bersama-sama, dengan spirit apa yang terjadi kemarin itu harusnya bisa diperbaiki. Tapi jangan memberhentikan mimpi kita dan achievement kita yang beberapa bulan belakangan ini berhasil dan memberikan impact yang positif kepada dunia ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini Dino juga menyebutkan bahwa APMI telah berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan Kemenparekraf, terkait kondisi terkini industri pertunjukan.
Di sisi lain, APMI saat ini juga tengah mematangkan suatu wacana terkait standar penyelenggaraan konser dan festival musik, hingga pelibatan asosiasi dalam memberikan rekomendasi untuk penyelenggaraan suatu event. Poin rekomendasi APMI ini merupakan gagasan baru, yang selama ini absen dalam alur penyelenggaraan event musik.