22 Mei 2023
08:56 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Pembahasan mengenai pentingnya dukungan enkripsi pesan di berbagai aplikasi digital kembali mencuat, setelah hadirnya sistem tersebut di aplikasi Twitter, tepatnya di fitur Direct Message (DM) mereka.
Meski baru sebatas kepada pengguna berlangganan Twitter Blue dan akun terverifikasi lainnya, dukungan enkripsi pesan ini diyakini akan menambah keamanan data pengguna. Khususnya terkait kerahasiaan pesan yang mereka sampaikan ke pengguna lain melalui fitur DM.
Di dunia digital sendiri enkripsi pesan sebenarnya bukanlah hal yang baru. Namun tak bisa dimungkiri juga, banyak pengguna internet yang belum mengerti apa itu enkripsi pesan dan apa manfaatnya bagi mereka.
Melihat kenyataan tersebut, WhatsApp sebagai salah satu platform yang sudah lama menghadirkan dukungan enkripsi pesan (dalam hal ini enkripsi end-to-end) kepada seluruh penggunanya, mencoba memberikan penjelasan mudah agar bisa dipahami banyak orang.
Lewat keterangan tertulisnya, WhatsApp menjelaskan bahwa enkripsi pada dasarnya merupakan sebuah cara untuk melindungi percakapan pengguna yang berlangsung di suatu platform atau aplikasi.
Hal ini menjadi sangat penting, mengingat banyak informasi pribadi dan rahasia yang dibagikan kepada teman, keluarga, dan kolega.
Mereka tentu dan tidak ingin informasi tersebut bocor atau dicuri, maka dibuatlah enkripsi sebagai jaring pengaman, yang membuat pesan mereka tak bisa dilihat oleh sembarang orang.
Sederhananya, enkripsi adalah cara untuk mengunci data, sehingga hanya mereka yang memiliki kunci tertentu (juga dikenal sebagai kunci enkripsi) yang dapat membukanya.
Perlindungan ini bukan hanya sebatas pada pesan teks, namun juga pada foto, dokumen, catatan suara, dan bahkan panggilan suara dan video yang dikirimkan. Aplikasi perpesanan yang memiliki enkripsi end-to-end secara default, sudah pasti memberikan tingkat perlindungan yang sama untuk semua hal ini.
Enkripsi end-to-end
Meski sebuah platform telah menerapkan enkripsi pesan, harus diperhatikan juga bahwa tidak semua pesan terenkripsi dibuat sama. Misalnya WhatsApp yang menerapkan enkripsi end-to-end.
Enkripsi end-to-end ini diklaim menghadirkan keamanan yang lebih, dengan memastikan bahwa hanya pengguna pengirim dan penerima yang dapat membaca pesan yang dikirim. Dalam artian pesan tersebut tak bisa dibaca bahkan oleh platform yang mereka gunakan untuk berkomunikasi.
Dukungan enkripsi end-to-end ini menjadi penting untuk melindungi semua pesan dari serangan, termasuk serangan man-in-the-middle (di mana penyerang mengeksploitasi kerentanan untuk menyadap sebuah platform).
Saat ini sebenarnya sudah banyak aplikasi perpesanan populer yang memiliki dukungan enkripsi end-to-end. Tetapi tidak semua aplikasi menerapkan enkripsi end-to-end secara default. Artinya, fitur ini harus 'diaktifkan' secara manual, misalnya dengan memilih untuk memulai percakapan pribadi atau rahasia.
WhatsApp dan Signal adalah contoh aplikasi gratis yang telah menerapkan enkripsi end-to-end secara default. Cara kerja di WhatsApp, sebelum pesan dikirim, pesan diamankan dengan kunci kriptografi dan hanya penerima yang memiliki kunci yang bisa membukanya.
Selain itu, kunci ini berubah setiap kali pesan dikirim, lewat proses yang dilakukan di belakang layar. Pengguna dapat memeriksa apakah percakapan mereka telah dilindungi, dengan mengklik nama kontak dan memilih Enkripsi > Verifikasi Kode Keamanan.
Di WhatsApp, secara default pesan hanya akan disimpan di memori ponsel pengguna. Pencadangan terenkripsi end-to-end memastikan bahwa pesan mereka akan semakin terlindungi ketika juga mencadangkannya ke layanan Cloud mana pun yang mereka percaya.
Pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan pencadangan terenkripsi di WhatsApp, dan pesan-pesan mereka akan langsung terlindungi oleh kunci enkripsi 64 digit atau kata sandi (yang tidak dapat diatur ulang melalui sistem 'lupa kata sandi').
Selain enkripsi end-to-end, setiap aplikasi perpesanan juga menawarkan berbagai fitur privasi tambahan yang berbeda.
Misalnya, pengguna mungkin ingin membuat pesan mereka langsung terhapus pasca dibaca penerima. Itu bisa terjadi dengan adanya fitur Pesan Sementara. Di mana mereka dapat memilih berapa lama pesan tetap ada (dari satu hari hingga beberapa bulan) sebelum dihapus secara otomatis.
Pada WhatsApp, selain fitur Pesan Sementara, pengguna juga dapat mengaktifkan lapisan perlindungan tambahan dengan mengaktifkan sejumlah fitur seperti Kunci Pesan (yang memungkinkan untuk menempatkan pesan-pesan tertentu dalam sebuah folder terkunci), mengatur siapa saja yang dapat menambahkan Anda ke dalam Grup, dan memastikan visibilitas status daring pengguna.