19 Mei 2025
08:16 WIB
Angga Sasongko Lanjutkan Proyek Action dengan Film Baru, Ratu Malaka
Ratu Malaka akan menghadirkan sajian crime-action thriller berlatar dunia kejahatan urban yang bertabrakan dengan mitos dan kuasa spiritual.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Angga Dwimas Sasongko, sutradara pendiri Visinema Pictures. Dok: Visinema.
JAKARTA - Sineas pendiri rumah produksi Visinema, Angga Dwimas Sasongko kembali menyutradarai film baru. Dia mengumumkan proyek terbaru berjudul Ratu Malaka saat menghadiri Festival Film Cannes di Prancis, baru-baru ini.
Setelah dua tahun penuh fokus mengembangkan Visinema, termasuk mengembangkan film animasi Jumbo yang fenomenal, Angga kini kembali ke bangku penyutradaraan. Pengumuman film ini berselang setahun setelah film terakhirnya, Heartbreak Motel pada 2024 lalu.
Angga mengumumkan Ratu Malaka sebagai proyek film action. Artinya, dia melanjutkan minatnya mengeksplorasi genre aksi, setelah Mencuri Raden Saleh (2022) dan 13 Bom Di Jakarta (2023).
Angga mengatakan, dia kembali ke kursi sutradara dengan visi lebih jauh untuk mengeksplorasi genre aksi atau laga. Di tengah dominasi horor dan komedi, genre action menurut dia masih belum mencapai potensi penuhnya sebagai genre yang dapat sukses besar di pasar lokal.
"Waktunya kembali menyutradarai film yang membakar naluri terdalam saya sebagai storyteller. Setelah transformasi Visinema berjalan baik dan (film) Jumbo melampaui targetnya, saya kembali ke kursi penyutradaraan untuk mengejar sesuatu yang lebih besar, yaitu film action dengan jiwa, darah, dan napas lokal yang keras," ungkap Angga dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (19/5).
Minat Angga Dwimas Sasongko terhadap genre aksi dapat ditarik jauh ke belakang. Sebelum Mencuri Raden Saleh dan 13 Bom Di Jakarta yang cukup sukses, dia menyutradarai fitur kolosal Wiro Sableng (2018) dan thriller aksi Ben & Jody (2022).
Dengan begitu, Ratu Malaka menjadi film kelima Angga Sasongko di genre aksi.
"Film ini akan merangkum semua pelajaran saya dari Wiro Sableng, Ben & Jody, Mencuri Raden Saleh, hingga 13 Bom di Jakarta. Tapi lebih dari itu, ini adalah karya yang personal dan monumental,” jelas Angga.
Angga menilai genre aksi memiliki kekuatan naratif, visual, dan emosional yang belum banyak dimaksimalkan. Dia ingin mengeksplorasi cerita dan cara penyajian film aksi yang baru dan berbeda.
Film aksi menurutnya "bukan hanya soal kejar-kejaran dan ledakan, tapi ruang sinematik untuk menciptakan spektakel, karakter ikonik, dan narasi yang beresonansi luas".
Ratu Malaka: Paduan Mitos dan Dunia Kejahatan Urban
Ratu Malaka akan menghadirkan sajian crime-action thriller berlatar dunia kejahatan urban yang bertabrakan dengan mitos dan kuasa spiritual. Sindikat kriminal dijalankan melalui ritual dukun, ramalan kekuasaan, dan struktur empat penjuru angin yang dipercaya sebagai takdir. Di antara itu, muncul sosok yang tidak hanya menantang sistem, tetapi membakarnya hingga ke akar.
Angga membocorkan kalau film terbarunya ini akan atmosfer neo-noir. Dia hendak berbagi pengalaman sinematik yang kuat melalui sajian aksi tangan kosong yang brutal, dan ketegangan politik internal dunia kriminal.
Proyek Ratu Malaka diumumkan oleh Angga di forum Marché du Film – Festival Film Cannes 2025, Perancis. Dia tengah menjajal peluang kerja sama dengan studio dari Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mendukung pengembangan produksi berskala internasional dan memperluas distribusi global film nantinya.
Produksi film Ratu Malaka direncanakan mulai pada awal 2026.