12 Desember 2022
09:44 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Adidas memperkenalkan bola baru dengan nama Al Hilm, yang akan digunakan dalam pertandingan babak semifinal dan final Piala Dunia FIFA Qatar 2022.
Bola yang namanya diambil dari bahasa Arab berarti "mimpi" ini, akan menggantikan bola sebelumnya mengikuti Al Rihla (perjalanan) yang digunakan di fase grup, babak 16 besar dan perempatfinal.
Dari segi desain, Al Hilm masih menggunakan bentuk panel dan motif yang sama seperti pada Al Rihla. Bedanya ada pada pemilihan warna, di mana Al Hilm kini tampil lebih mencolok dengan warna dasar keemasan dan dominasi perpaduan warna merah, serta ada sedikit aksen warna hitam pada motifnya. Termasuk pada tulisan nama Al Hilm, logo Piala Dunia Qatar 2022 dan Logo Adidas.
Desain warna dasar emas bertekstur yang menampilkan pola segitiga halus tersebut mengambil inspirasi dari padang pasir yang berkilauan yang ada mengelilingi wilayah kota Doha, warna trofi Piala Dunia, dan juga pola pada bendera Qatar.
Nick Craggs, Manajer Umum Sepak Bola Adidas mengatakan bahwa Al Hilm mewakili suar cahaya pada kekuatan olahraga dan sepak bola untuk menyatukan dunia. Ketika jutaan orang menonton dari hampir setiap sudut negara di seluruh dunia, dipersatukan oleh hasrat mereka terhadap permainan ini.
"Kami berharap semua tim yang terlibat dalam tahap akhir turnamen mendapatkan keberuntungan terbaik, karena mereka bersaing di panggung terbesar yang ditawarkan dunia sepak bola," kata Nick Craggs.
Di filosofi desainnya, Al Hilm juga dirancang dengan lingkungan sebagai intinya. Di saat semua komponen telah dipertimbangkan dengan cermat, membuat Al Hilm menjadi bola semifinal dan final Piala Dunia pertama yang dibuat hanya menggunakan tinta dan lem berbahan dasar air.
Terkait teknologi, Al Hilm juga masih dirancang memanfaatkan kemajuan teknologi terbaru dalam desain bola. Sehingga di bagian dalamnya tersemat teknologi Adidas 'Connected Ball', selayaknya yang ada pada bola Al Rihla.
Teknologi baru ini menjadi pendukung utama berjalannya sistem offside semi-otomatis yang baru diperkenalkan pada Piala DUnia Qatar 2022.
Terutama dengan menyediakan momen yang tepat ketika bola dimainkan dalam situasi offside yang ketat, dengan menggabungkan data bola yang ditangkap oleh sensor IMU yang ada di dalam bola dan menerapkan kecerdasan buatan.
Mengkombinasikan data posisi pemain, inovasi ini menawarkan data instan Video Match Officials, untuk membantu mengoptimalkan pengambilan keputusan demi pengalaman penggemar yang lancar.
Seperti yang telah terbukti sangat berharga dalam membantu ofisial pertandingan membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih akurat selama Piala Dunia Qatar 2022.
"Dengan perkembangan teknologi bola yang terhubung, Adidas memungkinkan lapisan informasi tambahan yang penting tersedia bagi ofisial pertandingan video. Data dari bola membuka wawasan baru untuk mendongeng seputar momen unik di lapangan di Piala Dunia ini," kata Johannes Holzmüller, Direktur Teknologi & Inovasi Sepak Bola di FIFA.
Diluncurkannya Al Hilm ini juga melanjutkan tradisi di beberapa gelaran Piala Dunia terakhir. Tepatnya sejak Piala Dunia Jerman 2006, di mana selalu ada dua bola ofisial yang diluncurkan.
Di Piala Dunia 2006 itu ada bola Teamgeist yang digunakan di fase grup hingga semifinal, dan bola Teamgeist Berlin yang khusus dipakai di laga final. Selanjutnya di Piala Dunia Afrika Selatan 2010 ada bola Jabulani dan Jo'bulani yang juga dipakai khusus di final.
Di Piala Dunia Brazil 2014 ada bola Brazuca dan Brazuca Final Rio buat laga final. Sementara di Piala Dunia Rusia 2018 lalu, ada bol Telstar 18 yang dipakai di fase grup, dan Telstar Mechta yang digunakan sejak babak 16 besar hingga final.