c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

16 Desember 2023

10:23 WIB

Akupuntur Sebagai Alternatif Terapi Pasien Stroke

Akupuntur sebagai salah satu terapi yang direkomendasikan WHO termasuk untuk pasien stroke.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

Akupuntur Sebagai Alternatif Terapi Pasien Stroke
Akupuntur Sebagai Alternatif Terapi Pasien Stroke
Ilustrasi seorang wanita sedang melakukan pengobatan tradisional Akupuntur. Shutterstock/KONSTANTIN_ SHISHKIN

JAKARTA - Stroke merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di 2018, angka kejadian stroke di Indonesia mencapai 10,9 per 1.000 penduduk. Angka ini naik dari tahun 2013 hanya sekitar 7 per 1.000 penduduk.

Stroke sendiri adalah cedera fokal akut pada sistem saraf pusat (SSP) akibat adanya masalah pada sistem pembuluh darah. Ada dua jenis stroke, yakni stroke iskemik dan hemoragik. 

Stroke iskemik merupakan kondisi stroke akibat adanya gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak, seperti infark (sumbatan) serebral. Sementara stroke hemoragik adalah kondisi stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak, seperti perdarahan intraserebral atau perdarahan subarachnoid (penimbunan darah di dalam lapisan pelindung otak). 

Dibandingkan stroke hemoragik, kejadian stroke iskemik merupakan yang paling umum terjadi di seluruh dunia, yaitu mencapai 80%. Meskipun tidak melulu mengakibatkan kematian, tetapi seseorang yang mengalami stroke dapat mengalami disabilitas. 

Kementerian Kesehatan RI bahkan menyatakan, 2 dari 3 pasien stroke kerap mengalami disabilitas dengan jenis yang berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan dan bagian otak yang terdampak. Mulai dari disabilitas fisik, disabilitas kognitif, disabilitas emosional dan psikologis, gangguan sensorik, dan gangguan fungsi organ.

"Maka dari itu, pasien stroke perlu menjalani tahapan rehabilitas untuk membantu pemulihan dengan efektif supaya mereka dapat beradaptasi dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, dan kembali produktif. Seperti terapi pengobatan, terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara," ungkap dokter spesialis akupunktur medik RS Pondok Indah, dr. R. Handaya Dipanegara dalam keterangannya.

Selain terapi-terapi itu, mereka juga dapat melakukan terapi akupunktur seperti yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Terapi akupunktur diketahui telah membuktikan dapat memberikan dampak positif terhadap pasien stroke, melalui terapi etiologi maupun terapi simtomatik. 

Terapi akupunktur dapat menghilangkan nyeri kepala akibat peningkatan tekanan intrakranial dan nyeri otot akibat kekakuan otot. Itu karena terapi akupunktur bisa membantu merangsang berbagai titik di permukaan tubuh untuk menyeimbangkan berbagai fungsi organ. 

Pada pasien stroke, terapi ini bekerja dengan menghambat reaksi inflamasi atau peradangan pasca iskemik atau perdarahan, merangsang pertumbuhan sel-sel saraf dan pembuluh darah, serta mempengaruhi kemampuan saraf untuk beradaptasi. Mekanismenya juga meliputi peningkatan aktivitas antioksidan, pengaktifan reseptor di seluruh sistem saraf dalam tubuh, dan mencegah kematian sel-sel.

"Tidak itu saja, terapi akupunktur juga bisa membantu mencegah terjadinya stroke berulang. Mengingat mereka yang  sebelumnya pernah mengalami stroke mempunyai risiko lebih tinggi alami stroke berulang. Kendati begitu, pasien juga perlu melakukan modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat, dan ini juga bisa dibantu oleh akupunktur," timpal dr. Handaya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar