18 Oktober 2022
20:28 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Akupuntur bisa menjadi pilihan untuk membantu mengurangi berbagai keluhan yang sering dialami oleh para wanita menopause.
"Sering dijumpai pada menopause itu nyeri. Mereka sudah minum obat antinyeri tapi punya alergi, lalu datang ke akupuntur dan nyerinya dapat berkurang," kata dokter spesialis akupuntur di RSCM Kencana, dr. Yoshua Viventius.
Beberapa laporan terbaru menyebutkan, menopause dapat menyebabkan nyeri sendi yang dapat mempengaruhi lutut, bahu, leher, siku, atau tangan. Seiring berjalannya waktu, seorang wanita mungkin mulai menyadari merasakan lebih banyak rasa sakit dan nyeri di area tersebut daripada sebelumnya.
Menurut pakar kesehatan, ini karena hormon estrogen yang membantu mengurangi peradangan menurun, menyebabkan peradangan dapat meningkat, memunculkan ketidaknyamanan dan radang sendi terkait menopause.
Selain nyeri, dikatakan, pada wanita menopause terjadi perubahan hormonal yang salah satunya ditandai dengan perubahan emosi, misalnya pasien lebih mudah marah dan mengalami gangguan tidur seperti insomnia. Menurutnya, akupuntur dapat berperan untuk mengontrol emosi dan membantu pola tidur pasien.
Pada kesempatan yang sama, dokter kebidanan dan kandungan di RSCM Kencana, dr. Mila M mengatakan, menopause merupakan kondisi saat seorang perempuan selama setahun tidak mengalami menstruasi. Kondisi ini diawali siklus menstruasi yang memanjang yakni biasanya dua hingga tiga bulan, lalu akhirnya berhenti haid selama setahun.
"Rata-rata usia 50 tahun sampai 51 tahun ke atas," kata dia.
Pada kondisi khusus, semisal gagal ovarium dini dan menjalani kemoterapi, pasien dapat mengalami menopause lebih awal. Menurut Mila, kondisi ini dapat menempatkan pasien berisiko terkena osteoporosis.
"Ini terutama terkait hormon estrogen, karena salah satunya pada perempuan hormon ini berfungsi untuk balance antara pembongkaran dan pembentukan tulang," tutur Mila.