c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

08 April 2024

13:54 WIB

Ahli Ingatkan Risiko Kesehatan Dari Kenaikan Suhu

Kenaikan suhu dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan berbagai risiko yang berdampak pada kesehatan, termasuk munculnya penyakit-penyakit baru..

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Ahli Ingatkan Risiko Kesehatan Dari Kenaikan Suhu</p>
<p>Ahli Ingatkan Risiko Kesehatan Dari Kenaikan Suhu</p>

Ilustrasi perempuan dehidrasi di tengah cuaca panas. Shutterstock/Pheelings media

JAKARTA - Para ahli mengingatkan risiko kesehatan yang diakibatkan dari kenaikan suhu terkait dengan perubahan iklim global. Mulai dari munculnya penyakit-penyakit baru dan infeksi baru yang ditularkan oleh hewan hingga kondisi psikologis.

Ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Adnan Menderes di Aydin, Turki, Emine Didem Evci Kiraz mengatakan, kenaikan suhu dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan berbagai risiko yang berdampak pada kesehatan.

Risiko tersebut di antaranya dari efek radiasi ultraviolet matahari, perubahan penyakit terkait kualitas makanan dan air, perantara penyakit menular dan penularannya, penyakit yang berasal dari hewan, dan masalah kesehatan mental.

Kiraz juga menyoroti potensi munculnya penyakit baru, dan menekankan kerentanan kesehatan umat manusia terhadap perubahan iklim. Menurutnya, suhu rata-rata tubuh manusia berkisar antara 36,1-37,8 derajat Celsius, dengan mekanisme seperti berkeringat dan perpindahan panas untuk mempertahankannya.

"Peningkatan suhu memberikan tekanan pada jantung dan pembuluh darah, menyebabkan hilangnya cairan pada jaringan dan sel, serta memengaruhi fungsi ginjal," katanya, seperti dikutip dari Antara, Senin (8/4).

Kiraz memperingatkan, panas dapat menyebabkan keadaan darurat seperti penurunan tekanan darah dan pingsan mendadak. Selain itu, juga berpotensi terjadinya perkembangan sindrom metabolik dan gangguan keseimbangan organ saat stres.

Ia menambahkan, kehilangan panas dan cairan dalam waktu lama dapat membuat seseorang tidak bisa bergerak dan menyebabkan kematian. Sementara, gelombang panas yang tiba-tiba juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, kekerasan, dan perilaku tidak aman.

Kiraz menyoroti, suhu sekitar 37 derajat Celsius memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan bakteri secara cepat. Dalam kondisi ini, tubuh lebih rentan terhadap kondisi yang tidak higienis dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui makanan dan air.

Peristiwa yang disebabkan oleh perubahan iklim seperti banjir dan pemadaman listrik, dapat memperburuk penyakit yang disebabkan oleh air dan makanan, serta meningkatkan kasus keracunan makanan.

Pada hewan yang menularkan penyakit dan infeksi baru akibat perubahan iklim, Kiraz menyebutkan, peningkatan penyakit seperti arbovirus, demam berdarah, demam Chikungunya, dan demam berdarah Krimea-Kongo.

Kiraz menekankan pentingnya untuk tidak mengabaikan dampak perubahan iklim terhadap penyakit seperti alergi dan asma. Polusi udara, banjir, kebakaran hutan, dan badai debu dapat mengubah struktur serbuk sari serta meningkatkan faktor penyebab penyakit. 

Hal itu meningkatkan frekuensi penyakit seperti asma, rinosinusitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan infeksi saluran pernapasan akibat musim serbuk sari yang berkepanjangan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar