09 April 2024
10:23 WIB
Ahli Gizi Sarankan Makanan Bersantan Tak Dipanaskan Berulang
Makanan bersantan yang dipanaskan berulang akan menimbulkan lemak trans yang dapat menyumbat arteri. Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian.
Editor: Satrio Wicaksono
Opor Ayam, salah satu makanan khas Idulfitri. Shutterstock/tyasindayanti |
JAKARTA - Makanan yang bersantan sebaiknya tidak dipanaskan secara berulang. Pasalnya, kandungan gizinya bisa berubah dan dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi.
"Kalau makanan bersantan dipanaskan berulang kali, maka lemak di dalamnya akan jadi trans-fat (lemak trans), yang tidak baik untuk kesehatan kita," kata Dokter Spesialis Ilmu Gizi Klinik, dr. Fitri Tyas Windrarti.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, lemak trans atau asam lemak trans adalah asam lemak tak jenuh yang dapat menyumbat arteri. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian.
Dirinya menjelaskan, makanan bersantan, seperti opor, rendang, dan gulai daging yang dipanaskan secara berulang, kadar lemak jahatnya akan meningkat, sehingga dapat menimbulkan risiko serangan penyakit jika dikonsumsi.
Menurut dia, pemanasan makanan secara berulang juga membuat tekstur makanan rusak, dan berpotensi menjadi sarang bakteri yang bisa menyebabkan diare.
Karenanya, dr. Fitri menyarankan para ibu selama Lebaran memasak makanan sesuai kebutuhan keluarga sehingga bisa sekali habis.
"Memang lebih repot, tapi lebih baik kalau mau jaga kesehatan kita masak dalam porsi sekali habis saja, karena makanan bersantan tidak disarankan dipanaskan berulang. Jadi kita harus kira-kira satu kali makan berapa porsi, sehingga besok masak yang baru," katanya.
Lulusan Universitas Hassanudin yang kini bekerja di Rumah Sakit Permata Bekasi itu, menekankan pentingnya menyiapkan makanan sehat dengan gizi seimbang bagi keluarga pada perayaan Idulfitri. Menurut dia, lebih baik mengurangi penggunaan minyak dengan merebus atau memanggang bahan makanan serta mengurangi garam dalam masakan demi kesehatan.
Dia juga mengingatkan perlunya memperhatikan batasan konsumsi bagi anggota keluarga lanjut usia, anak-anak, dan anggota keluarga yang sakit dalam menyiapkan hidangan Lebaran bagi keluarga.
"Ada lansia atau orang sakit yang mau makan tapi tidak bisa. Jadi, kalau bisa kita dapat memberikan pilihan (makanan) yang lebih sehat. Persiapkan alternatif hidangan yang lebih sehat," kata Fitri.