c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

04 Februari 2025

14:19 WIB

Ahli Dorong Pengembangan Teknologi Medis Untuk Pengobatan Kusta

Terlebih dari pengembangan teknologi, akses penderita kusta terhadap kesehatan patut menjadi perhatian yang difokuskan bersama. 

Editor: Rendi Widodo

<p>Ahli Dorong Pengembangan Teknologi Medis Untuk Pengobatan Kusta</p>
<p>Ahli Dorong Pengembangan Teknologi Medis Untuk Pengobatan Kusta</p>

Dua orang penyintas kusta bermain catur. Antara Foto/Fauzan  

JAKARTA - Riset hingga teknologi pendukung penanganan penyakit kusta yang dihadirkan melalui produk dengan kuantitas tinggi atau produk massal menjadi hal yang patut dihadirkan di Indonesia. Hal ini ditekankan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis Luh Karunia Wahyuni.  

“Untuk kusta tantangan sekali lagi menerjemahkan yang (teknologi) canggih ini menjadi hal yang massal. Teknologi tantangan,” ujar dokter Luh dikutip dari Antara, Selasa (4/2).

Ia menjelaskan bahwa lewat pengembangan produk massal untuk penanganan kusta, sebagaimana yang telah dilakukan oleh India maka mampu mendukung mengeliminasi jumlah penderita kusta.

Pengobatan primer dan sekunder akibat penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ini dapat dilakukan secara tuntas sehingga dampak lain penyakit ini dapat diselesaikan serta penderita dapat beraktivitas secara normal.

“Kita harus mengakui di India sudah bisa lakukan riset untuk hal yang begitu canggih menerjemahkannya menjadi produk yang digunakan secara populasi atau massal, untuk yang wilayah ada kantong-kantong (wilayah yang tinggi penularan kusta) itu,” katanya.

Ia mengakui, hingga kini pihaknya memang tengah mengembangkan teknologi menjadi sejumlah produk untuk mendukung rehabilitasi kusta. Pada tahap yang tak lagi fokus pada infeksi bakteri ini, pasien bisa dibantu dengan produk medis yang berbasis teknologi misalnya kaki palsu yang dibantu dengan robotik untuk kembali menormalkan sistem sensorik dan motorik yang tergangggu (dampak sekunder).

“Ada alas kaki spesifik, analisa pola jalan namun untuk kusta tantangannya adalah bagaimana kita menerjemahkan hal yang keilmuan canggih menjadi hal yang bersifat di populasi, tantangan kita bersama,” ujarnya pula.

Dengan pengembangan teknologi sebagaimana yang dilakukan di India, ia berharap pada masa mendatang Indonesia juga mampu menghadirkan produk medis untuk mendukung pasien dalam tahap rehabilitasi penyakit dengan harga yang murah, terjangkau dan dapat diakses dengan mudah.

Ia juga menyoroti akses penderita kusta terhadap kesehatan patut menjadi perhatian bersama. Pasalnya masih ada stigma-stigma negatif yang berkembang di masyarakat yang menyebabkan pasien enggan berobat.

“Ada komponen khusus stigma ada anggapan hal ini sesuatu yang masih belum kita tangani itu. Ini juga mempengaruhi bagaiman akses pasosen terhadap kesehatan,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar