25 Februari 2021
13:03 WIB
JAKARTA - Nyemil, menjadi salah satu aktivitas yang dilakukan oleh hampir semua orang, baik orang dewasa hingga anak-anak. Camilan sendiri merupakan salah satu faktor pendukung penting untuk membantu mengelola rasa lapar.
Bagi anak-anak, mengonsumsi camilan sehat dapat meningkatkan asupan gizi, yang mungkin kurang didapatkan dari makanan pokok. Memberikan camilan di waktu yang tepat, bisa memberikan dorongan energi yang dibutuhkan pada sela-sela makan.
Namun ada hal yang perlu diperhatikan, bahwa tidak semua camilan itu baik dan sehat untuk tubuh. Ada banyak camilan yang mengandung bahan buatan seperti pewarna makanan sintesis.
Menurut penelitian dari University of Southampton, penggunaan pewarna makanan buatan seperti merah allura, biru berlian FCF, tartrazine, kuning kuinolin, sunset yellow, dan ponceau 4R, dapat menyebabkan peningkatan hiperaktif pada anak-anak.
Penggunaan pewarna makanan biasanya dimaksudkan untuk mensimulasikan bahan alami seperti buah dan sayuran yang tidak ditemukan pada makanan tersebut. Tetapi, pewarna makanan juga sering ditambahkan pada makanan dan camilan untuk anak-anak seperti sereal, permen, frosting, biskuit, dan minuman manis karena anak-anak tertarik pada warna-warna cerah.
Penggunaan pewarna makanan juga bisa meningkatkan daya tarik visual, karena apa yang dirasakan sangat berpengaruh dengan apa yang dilihat. Sebuah studi oleh Emerald Insight juga menunjukkan bahwa 90% pembeli memutuskan membeli produk hanya berdasarkan pada warna dan rasanya.
Untuk itu, ada baiknya agar cermat memperhatikan label kemasan saat membeli produk makanan kemasan. Hal ini bertujuan mengetahui dan memastikan bahan-bahan atau kandungan yang digunakan pada produk tersebut alami dan aman dikonsumsi.
Kebiasaan membaca label pada kemasan makanan ini sangat penting diterapkan agar tercipta pola hidup sehat. (Gemma Fitri Purbaya)