24 Maret 2021
15:44 WIB
JAKARTA - Lembayung senja, sebuah frasa yang acap kali muncul dalam sajak-sajak puitis maupun tulisan sastra. Namun secara ilmiah dan ilmu astronomi, lembayung senja dapat dijabarkan sebagai kondisi sesaat sebelum matahari terbenam atau pada saat matahari.
Peneliti di Pusat Penelitian Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang menjelaskan, lembayung juga dikenal dengan sebutan aram temaram, aram, atau sabur limbur.
Lembayung senja bisa disaksikan ketika langit berwarna oranye keemasan di saat matahari akan terbenam. Dalam istilah Bahasa Inggris, kejadian tersebut dikenal dengan nama twilight. Di Indonesia sendiri, istilah lembayung berasal atau turunan dari Bahasa Sunda yaitu layung.
Sementara Aram adalah masa waktu ketika masih ada cahaya alami yang terpancarkan di langit dan memantulkan sebagian ke permukaan bumi, pada waktu senja dan fajar. Sedangkan, pada saat itu matahari sudah atau masih berada di bawah pandangan cakrawala atau ufuk.
"Warna langit ketika aram (matahari terbenam saat senja atau fajar) cenderung keunguan, sehingga dari sinilah istilah lembayung berasal," kata Andi dalam keterangannya, Rabu (24/3).
Menurut Andi, lembayung atau aram dibagi menjadi dua, yakni pada saat fajar dan senja. Fajar terjadi saat munculnya cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur, hingga langit sudah terang dan Matahari mulai terbit. Periode fajar terbagi menjadi tiga, yakni Fajar Astronomis adalah saat Matahari berada 18 derajat di bawah cakrawala saat pagi.
Fajar Bahari adalah nautika, ketika Matahari berada 12 derajat di bawah cakrawala saat pagi. Sedangkan Fajar Ugahari adalah sipil, terjadi saat Matahari berada pada 6 derajat di bawah cakrawala ketika pagi hari.
Sementara, lembayung senja oleh masyarakat biasanya merujuk pada pemandangan langit saat matahari baru akan tenggelam, dan umumnya warnanya jingga kemerah-merahan. Tetapi menurut Andi, senja justru terjadi setelah terbenam matahari hingga langit benar-benar gelap.
Sama halnya dengan saat fajar, periode senja juga ada pembagian waktunya. Yakni Senja Ugahari, 6 derajat di bawah cakrawala malam hari; Senja Bahari, 12 derajat di bawah cakrawala malam hari; dan Senja Astronomis 18 derajat di bawah cakrawala malam hari. (Dwi Herlambang)