c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

19 Maret 2021

11:22 WIB

Helateater Salihara 2021 Digelar, Empat Karya Terpilih Akan Tampil

Menjawab kerinduan para penikmat seni teater

Helateater Salihara 2021 Digelar, Empat Karya Terpilih Akan Tampil
Helateater Salihara 2021 Digelar, Empat Karya Terpilih Akan Tampil
Pementasan

JAKARTA – Komunitas Salihara kembali menggelar Helateater tahun ini. Festival dua tahunan ini akan berlangsung mulai 20 Maret sampai 04 April mendatang.

Gelaran ini sekaligus menjawab kerinduan para pecinta teater Tanah Air untuk menyaksikan pertunjukan teater terkini pada masa pandemi. Meski belum bisa disaksikan secara langsung, penonton tetap bisa menikmati dinamika eksplorasi seni pertunjukan di masa hari ini lewat media digital.

“Kita pasti kangen menonton pertunjukan teater di ruang pertunjukan, kangen suasana intim yang terjadi dalam sebuah pentas, merasakan setiap peristiwa, komedi, ironi dalam tawa dan sunyi,” tulis Salihara dalam situs resminya.

Helateater Salihara kali ini mengusung tema “Ulang Alih Teater”. Tema ini mengisyaratkan kehadiran media baru di masa pandemi, yang memberi tantangan baru dalam proses penciptaan hingga pertunjukan teater.

Tema ini mengajak para pelaku teater melakukan berbagai eksplorasi terkait media virtual. Tak sekadar merekam sebuah pertunjukan, tapi lebih jauh, di mana ada banyak kemungkinan eksperimentasi virtual yang bisa dilakukan.

Salihara telah menjaring empat kelompok teater untuk tampil dalam Helateater Salihara 2021, yang akan disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Salihara Arts Center. Tiga kelompok dijaring dari Undangan Terbuka, yaitu Studio Patodongi (Makassar), Teater Petra (Jakarta), dan Komunitas Sakatoya (Yogyakarta). Sementara satu lagi penampil spesial, yaitu Fortuna Cretive Collective dari Meksiko.

Studio Patodongi akan menampilkan karya berjudul “(Revisi: 3 Februari 1965)_Gugatan-gugatan dari Dalam Tudung Saji_Final_FIX”. Ini karya berisi narasi sosio-politik sosok Kahar Muzakkar dengan konsep alam arwah yang berangkat dari naskah epik Bugis Kuno, I Lagaligo. Karya ini mencoba memperlihatkan tegangan antara sejarah dan mitos, Islam dan agama lokal, kebulatan dunia dan fragmentasi, masa kini dan masa silam, dan lain-lain.

Sementara Teater Petra akan mengangkat karya berjudul “Domba-Domba Revolusi”. Karya ini mengalihwahanakan teater menjadi karya layaknya film pada masa lalu. Karya ini memperlihatkan variasi teater yang mempertahankan seni peran sebagai tenaga utamanya, di antara teater-teater kontemporer yang menampilkan eksplorasi tubuh dan citraan di atas panggung.

Studio Patodongi akan tampil pada Sabtu (20/3) pukul 19.00 WIB. Sementara, Teater Petra akan tampil pada Sabtu (27/3) di jam yang sama.

Dua penampil selanjutnya ada di bulan April. Komunitas Sakatoya dari Yogyakarta tampil pada Sabtu (3/4), lalu Fortune Collective of Creation pada Minggu (4/4).

Helateater Salihara telah berlangsung sejak 2013. Festival dua tahunan ini telah menampilkan seniman-seniman teater dengan berbagai ciri karyanya. Beberapa kelompok teater yang pernah meramaikan agenda ini seperti Teater Mandiri (Jakarta), Teater Satu (Bandar Lampung), hingga Teater Garasi (Yogyakarta).

Mulai 2018, Helateater Salihara mulai mengadakan Undangan Terbuka untuk memberi kesempatan bagi perkembangan generasi baru seni teater di Indonesia. (Andesta Herli)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar