c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

08 Maret 2021

21:00 WIB

Bantu Korban Pelecehan Seksual Dengan Metode Intervensi

Survei L'Oreal Paris melalui IPSOS Indonesia melaporkan, 51% orang yang pernah melihat pelecehan seksual dan tidak melakukan apa-apa

Bantu Korban Pelecehan Seksual Dengan Metode Intervensi
Bantu Korban Pelecehan Seksual Dengan Metode Intervensi
Ilustrasi Pelecehan Seksual. Validnews/Jean Patricia

JAKARTA – Kebanyakan orang berpikir satu-satunya cara mengintervensi kejadian pelecehan seksual di ruang publik adalah dengan menegur pelaku. Hal itu bisa saja dilakukan jika kondisi memungkinkan dan aman. Namun sebenarnya ada banyak cara untuk menolong  korban pelecehan seksual, selain menegur pelaku.

Merayakan Hari Perempuan Internasional, L'Oreal Paris dan Hollaback! Jakarta membuat kampanye 'Stand Up Against Street Harassment'. Salah satu programnya mempelajari 5D, yaitu dialihkan, dilaporkan, dokumentasikan, ditegur, dan ditenangkan.

"Metode intervensi ini telah diakui oleh sejumlah ahli sebagai solusi aman, praktis dan efektif untuk diimplementasikan baik bagi saksi maupun korban pelecehan seksual," ujar Anindya Restuviani, co-Founder Hollaback! Jakarta dalam press conference kampanye L'Oreal 'Stand Up Against Street Harassment', Senin (8/3).

Jika Anda menjadi saksi pelecehan seksual di ruang publik, Anda bisa mendistraksi pelaku atau korban sehingga pelecehan seksual tidak terjadi (dialihkan). Cara lain, laporkan pelaku ke orang sekitar atau pihak berwenang sehingga intervensi dilakukan Bersama-sama (dilaporkan). Kemudian, dokumentasikan pelecehan seksual untuk menjadi bukti, jika korban bersedia melapor (dokumentasikan).

"Tapi tetap harus sesuai konsen (konsensus) dari korban, tidak boleh sembarangan diunggah ke media sosial karena nantinya takut terjadi victim blaming (menyalahkan korban)," kata Anindya.

Jika Anda memiliki keberanian dan rasa aman, bisa menegur pelaku pelecehan seksual dengan cepat dan tegas ketika insiden terjadi (ditegur). Terakhir, menenangkan korban. Tunjukkan pada korban kalau Anda bersama mereka dan siap melawan pelecehan seksual di ruang publik.

Hal ini biasanya terlupakan karena saksi fokus pada pelaku.

"Orang-orang biasanya fokus ke pelaku apabila terjadi pelecehan seksual dan lupa sama korban. Padahal korban perlu ditenangkan," timpalnya.

Meski kasus kekerasan pada perempuan mengalami penurunan, masih banyak perempuan yang belum merasa aman berada di ruang publik. Hal itu karena kesadaran dan edukasi masyarakat tentang pelecehan seksual masih kurang.

"Masyarakat harus mulai sadar, karena ini isu penting. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak sadar bentuk pelecehan seksual sehingga banyak perilaku gak benar tapi dinormalisasi, " ucap Cinta Laura, spokesperson L'Oreal Paris dan Duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak pada kesempatan yang sama.

Cinta menambahkan, masih banyak korban dan saksi yang tidak tahu harus berbuat apa saat terjadi pelecehan seksual di ruang publik. L'Oreal Paris melalui IPSOS Indonesia pada Januari 2021 melaporkan, 51% orang yang pernah melihat pelecehan seksual dan tidak melakukan apa-apa. Sebanyak 91% tidak dapat membantu karena tidak memiliki edukasi yang cukup.

Berdasar survey yang sama, pelecehan seksual di ruang publik menjadi masalah nomor satu perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia. Diharapkan kampanye ini dapat membantu perempuan merasa aman di manapun beraktivitas. (Gemma Fitri Purbaya)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar