22 Maret 2021
10:28 WIB
JAKARTA – Membagikan foto kegiatan yang sedang kamu lakukan di media sosial adalah hal yang lumrah, terutama pada zaman serba teknologi seperti sekarang. Namun, jangan dilakukan terlalu sering. Sebab, oversharing bisa meningkatkan gangguan mental dan membahayakan keamanan diri sendiri.
Secara sederhana oversharing adalah perilaku membagikan informasi pribadi di media sosial secara berlebihan. Informasi yang dibagikan bisa berupa foto, video, atau informasi pribadi dan berkaitan dengan aktivitas kamu sehari-hari.
Terkadang, oversharing kerap dipandang sebagai kegiatan yang mengganggu oleh followers kamu di akun media sosial. Bahkan, oversharing disebut-sebut menjadi gejala gangguan psikologis tertentu.
Psikolog Ikhsan Bella Persada, seperti dikutip dari Klikdokter mengatakan, orang yang oversharing pada dasarnya suka membicarakan atau membahas tentang diri mereka.
Keinginan untuk diperhatikan itu meningkat dan dibawa ke media sosial. Selain itu, bisa saja mereka tidak menemukan arti kehidupan di dunia nyata sebenarnya.
"Oversharing bisa dilandasi karena orang itu merasa kesepian sehingga mereka membutuhkan perhatian yang sekiranya bisa didapatkan dari sosial media," katanya.
Atau kata dia, hal itu bisa saja dilakukan karena orang tersebut memiliki kepercayaan diri yang rendah. "Jadi yang dia bagikan ke medsos tentang daily life-nya itu yang baik-baik saja biar citra dan kepercayaan dirinya meningkat dan dia menjadi lebih baik," lanjutnya.
Meski demikian, sejatinya oversharing juga bisa menjadi bumerang bagi si pelakunya. Misalnya, jika unggahan tersebut tidak mendapat respons dari orang lain.
"Sebenarnya, di satu sisi tidak baik jika oversharing, apalagi kalau respons dari orang lain malah mengabaikan si individu atau malah memberikan respons negatif. Akhirnya individu tersebut jadi semakin merasa tidak berharga karena tidak diperhatikan," jelas Ikhsan.
Belum lagi jika unggahan kegiatan yang kamu bagikan justru mengundang komentar negatif atau cibiran dari orang lain. Tentunya hal itu bisa membahayakan kondisi mental diri sendiri.
"Belum lagi bahaya dari sisi psikologis yang bisa menimbulkan kecemasan karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang suka sharing juga," kata Ikhsan.
Selain soal mental, oversharing juga bisa menjadi kesempatan bagi orang yang punya niat jahat. Misalnya, jika kamu sering membagikan kegiatan secara real time sedang berlibur atau piket di malam hari. Orang yang punya niat jahat bisa mengamati kegiatan kamu lewat unggahan di media sosial.
Ketika kamu mengunggah sedang tidak di rumah, mereka bisa saja beraksi berusaha masuk ke rumah dan mengambil barang berharga yang sudah diincar sebelumnya. Lalu, dengan sering mengunggah lokasi keberadaan kamu, bisa menjadi cara mudah bagi penguntit untuk mengikuti dan mencelakai.
Karena lebih besar risiko daripada manfaatnya, lebih baik hentikan perilaku oversharing. (Satrio Wicaksono)