16 September 2022
13:49 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Guna menyukseskan ajang World Superbike (WSBK) Indonesia yang akan diselenggarakan di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada 11-13 November 2022, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah mulai merancang travel pattern atau pola perjalanan kunjungan ke desa-desa wisata.
"Para penonton WSBK ini bisa menikmati keindahan dan berbagai atraksi di tujuh desa wisata yang dekat dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, H Lendek Jayadi di Praya, Jumat (16/9), dikutip dari Antara.
Dikatakan, pihaknya sudah mulai melakukan berbagai persiapan untuk mensukseskan WSBK. Secara spesifik pihak dinas saat ini sedang menyiapkan travel pattern yang diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan di desa penyangga.
“Jadi kita susun pola perjalanan dari Mandalika menuju ke desa wisata yang berada di sekitaran KEK Mandalika ini," katanya.
Ada tujuh desa wisata yang berdekatan dengan sirkuit yang disiapkan dalam rencana pola perjalanan kepada para wisatawan yang datang. Saat ini tengah dilakukan pemetaan terkait daya tarik apa saja yang ada di masing-masing desa wisata, termasuk bagaimana atraksi yang akan jadi branding desa wisata.
Hal ini nantinya akan menjadi bagian dari manajemen perjalanan, agar, baik sebelum dan sesudah WSBK para penonton bisa menikmati paket wisata menuju desa-desa wisata tersebut.
“Para pengunjung akan keliling ke desa wisata dengan paket perjalanan yang sesuai dengan atraksi yang dimiliki. Hanya saja, polanya masih kita susun dan target pola ini akan rampung dalam waktu dekat ini. Karena memang kita akan lakukan promosi dan kita jual waktu promosi itu,” katanya.
Adapun tujuh desa yang akan menjadi lokasi travel pattern diantaranya Desa Wisata Kuta, Rembitan, Sengkol, Sukadana, Mertak, Prabu dan Desa Tumpak. Desa ini akan dikemas semenarik mungkin untuk menjadi paket wisata, sehingga wisatawan yang datang tidak hanya untuk menonton tapi bisa melihat berbagai potensi yang ada di masing- masing desa.
“Hanya saja bagaimana mekanisme penjualan paket dan lainnya sampai saat ini memang masih dilakukan pengkajian dan kita sudah melakukan pertemuan sekitar tiga kali untuk membahas travel pattern ini," katanya.