c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

07 Oktober 2024

11:48 WIB

YKMI Ajak Masyarakat Konsisten Boikot Produk Terafiliasi Israel

Aksi boikot produk terafiliasi Israel sejauh ini diyakini menggerus pendapatan perusahaan terafiliasi Israel. Penjualan produk-produk tersebut mengalami penurunan dan nilai sahamnya pun turut menurun

<p>YKMI Ajak Masyarakat Konsisten Boikot Produk Terafiliasi Israel</p>
<p>YKMI Ajak Masyarakat Konsisten Boikot Produk Terafiliasi Israel</p>

Ilustrasi. Massa dari Aliansi Bela Palestina Boikot Israel melakukan aksi di halaman pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2024). Antara Foto/Raisan Al Farisi

JAKARTA - Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar konsisten memboikot atau tidak menggunakan produk-produk yang terafiliasi Israel.

"YKMI akan terus berada di garda terdepan, mendorong masyarakat agar konsisten melakukan boikot produk terafiliasi Israel sesuai anjuran dari MUI," kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (7/10).

Dia mengatakan, aksi boikot sejauh ini terbukti menggerus pendapatan perusahaan terafiliasi Israel. Penjualan mereka, kata dia, mengalami penurunan dan nilai sahamnya pun turut menurun. 

Hal tersebut disampaikan Himawan dalam aksi peringatan setahun genosida di Palestina yang berlangsung di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Minggu (6/10).

Dalam aksi tersebut, YKMI secara konsisten menyerukan boikot terhadap produk terafiliasi Israel agar tetap dilakukan masyarakat secara masif. Himawan mengingatkan kembali daftar 10 produk yang wajib diboikot atau dihindari oleh konsumen Muslim Indonesia, yakni Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King.

"Selain memberikan dukungan kejahatan Israel di Palestina, kesepuluh produk tersebut juga secara terang-terangan mengalirkan dukungan keuntungannya kepada negara-negara yang pro-Israel, seperti Amerika dan Prancis,” tegas Himawan.

Menurut dia, aksi boikot produk efektif untuk menghentikan aliran dana bagi Israel. Hal tersebut, dibuktikan dengan adanya permintaan dari Amerika agar Israel melakukan gencatan senjata. Bahkan, terdapat informasi terbaru mengenai Presiden Prancis Macron yang juga mendesak penghentian pengiriman senjata ke Israel.

Meskipun begitu, Himawan mengatakan perjuangan untuk kemerdekaan Palestina belum selesai, karena genosida masih terus terjadi. Dia menilai, peringatan setahun genosida terhadap Palestina menjadi momentum untuk melakukan konsolidasi penuh atas kekuatan pendukung perjuangan Palestina di Indonesia.

"Jangan lupakan Palestina, karena genosida belum selesai. Kami percaya di luar aksi militer dan diplomatis yang sedang dilakukan oleh sejumlah pihak (Irak-Hizbullah), boikot produk menjadi salah satu tindakan yang efektif,” kata dia.

Jangan Berhenti
Belum lama ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali mengajak masyarakat Indonesia agar tidak bosan dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, melalui gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi.

“Jangan pernah berhenti dalam gerakan boikot. Sebab, genosida di sana juga tidak berhenti. Makanya, tugas kita terus mendengungkan gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI M Cholil Nafis akhir September lalu.

Ajakan kampanye dalam memboikot berbagai produk Israel ini, kata dia, penting guna membuka mata masyarakat Indonesia mengenai kondisi yang terjadi dalam satu tahun belakang di Palestina. Terutama, karena banyak anak kecil dan juga kaum perempuan menjadi korban dalam keganasan serang Israel ke Palestina.

Seperti catatan yang dibagikan oleh otoritas kesehatan di Gaza belum lama ini. Mereka menyebutkan hampir 45.000 orang warga Gaza tewas dalam setahun terakhir, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Mesin-mesin perang Israel yang didukung penuh Amerika dan Eropa hingga hari ini, kata Cholil, telah meluluhlantakkan wilayah kecil di selatan Palestina, melukai lebih dari 100.000 orang dan memaksa 2 juta lebih penduduknya hidup di tenda-tenda pengungsian.

“Kami membantu Palestina sesuai dengan kemampuan masing-masing. Intinya, ini soal kemanusiaan kita bersama dan karena itu kita tidak boleh diam,” ujarnya.

Selain itu, Cholil juga berharap informasi terkait boikot produk Israel dan semua produk terafiliasi bisa terus menggaung dan menjadi tren di tengah masyarakat, termasuk di media sosial. 

“Yang penting dalam gerakan boikot ini, kita semua punya standing position sama yakni membela Palestina. Kewajiban kita adalah berjuang. Soal berhasil atau tidaknya, itu kehendak Allah SWT,” pesannya.

Dia melanjutkan, gerakan boikot produk-produk Israel dan yang terafiliasi ini sudah memiliki pijakan yang sah. Seperti yang termaktub dalam Fatwa MUI Nomor 83 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang menegaskan mendukung agresi Israel ke Palestina adalah hukumnya haram. MUI juga merekomendasikan lembaga agar muslimin beralih menggunakan produk lokal.

Pijakan lain dalam memboikot produk Israel juga tertuang dalam Fatwa MUI Nomor 14/Ijtima’ Ulama/VIII/2024 tentang Prioritas Penggunaan Produk dalam Negeri. Dalam fatwa tersebut, MUI mendorong warga Muslim Indonesia ikut membangkitkan ekonomi nasional, dengan mengkonsumsi produk lokal dan menghindari segala produk terafiliasi maupun diimpor langsung dari Israel.

Tidak hanya itu saja, ketegasan MUI dalam menjalankan kampanye ini juga terlihat dari keluarnya sejumlah kriteria produk terafiliasi Israel yang perlu diboikot. Salah satunya adalah boikot atas produk perusahaan yang sahamnya dikendalikan pihak asing yang memiliki keterikatan bisnis dengan Israel.

Berpantang Mengkonsumsi
Boikot juga diberlakukan atas produk perusahaan yang pengendali utamanya memiliki sikap politik mendukung genosida dan agresi Israel atas Bangsa Palestina. 

MUI juga mengimbau masyarakat berpantang dari mengkonsumsi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang mempromosikan segala hal yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama, Pancasila, dan UUD 1945, termasuk homoseksualitas, terorisme, dan ultraliberalisme.

“Gerakan boikot ini harus dilanjutkan. Ini bukti nyata sekaligus komitmen terang di tengah umat Islam bahwa Indonesia setia mendukung dan terus membantu terwujudnya kemerdekaan Palestina,” tandasnya.

Untuk itu, pihaknya senantiasa untuk terus mengkampanyekan dua fatwa terkait boikot produk Israel meski sebagian pihak menilai gerakan boikot mengendur di tengah masyarakat.

“MUI tidak masuk angin, meskipun ada banyak angin yang datang ingin menggoyahkan komitmen MUI dalam gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi. Selama praktik penjajahan kemanusiaan masih terjadi di Palestina, kami tidak akan pernah berhenti untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” ucapnya.

Selain MUI, Wakil Ketua (Pimpinan) Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta mengajak masyarakat di tingkat dunia untuk terus melakukan perluasan gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) produk, perusahaan, dan lembaga yang terafiliasi dengan Israel. 

“Juga melakukan gerakan mengecam genosida yang dilakukan Israel, sehingga tidak ada lagi tempat bagi Israel di seluruh dunia,” ujar Sukamta.

Selain boikot, Sukamta menyatakan terdapat dua langkah lain yang dapat memberi tekanan kepada Israel. Langkah dimaksud adalah negara-negara di kawasan Timur Tengah harus bersatu dalam memberikan dukungan kepada Palestina dan Lebanon.

“Sikap ini salah satunya diwujudkan dengan segera memutus hubungan diplomatik dengan Israel,” kata dia.

Langkah lebih lanjut, di lingkup organisasi dan lembaga internasional, secara khusus PBB dan DK PBB, perlu segera mengesahkan keanggotaan penuh Palestina. Karena itu, perluasan pengakuan negara-negara dunia atas kedaulatan Palestina perlu diintensifkan.

Sukamta mengatakan, serangan Israel ke wilayah Lebanon hingga Senin, sebagaimana dilansir oleh Kementerian Kesehatan Lebanon, telah menewaskan 1.640 orang dan melukai 8.408 orang. Serangan Israel ke wilayah selatan Lebanon juga telah memaksa lebih dari 1 juta orang mengungsi.

Serangan Israel, lanjutnya, selama ini selalu menargetkan sipil, bangunan permukiman, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Sebagaimana di Gaza, lanjut dia, Israel sudah menghancurkan lebih dari 80 persen bangunan yang menyebabkan jutaan warga Gaza tidak lagi memiliki tempat berlindung.

“Saat ini Israel melakukan hal yang sama ke wilayah Lebanon. Ini tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum internasional,” kata Sukamta.

Sukamta pun menyesalkan Dewan Keamanan PBB hingga detik ini gagal menjalankan mandat untuk menciptakan perdamaian. Menurut dia, hal tersebut tidak bisa lepas dari peran Amerika Serikat yang masih terus menyokong Israel dengan memberikan pembelaan secara politik, serta menggelontorkan bantuan ekonomi dan militer.

“Sebagai organ Internasional yang dianggap paling kuat, DK PBB seperti macan ompong di hadapan Israel. Tentu ini tidak bisa lepas dari peran Amerika Serikat,” ucapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar