28 November 2024
19:07 WIB
WIKA Raih Kontrak Baru Rp16,97 triliun Hingga Oktober 2024
Mayoritas kontrak baru tesebut berupa proyek-proyek infrastruktur dan gedung, kemudian juga didominasi perolehan kontrak baru dari sisi industri penunjang
Penulis: Fitriana Monica Sari
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya memaparkan capaian Perseroan saat WIKA Public Expose 2024 di Jakarta, Kamis (28/11/2024). ANTARA/Bayu Saputra
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp16,97 triliun per Oktober 2024. Kontrak tersebut mayoritas berasal dari proyek infrastruktur dan gedung yang mencakup 39,75 % dari keseluruhan kontrak baru.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya menilai, capaian itu mencerminkan fokus perusahaan pada sektor strategis untuk mendukung pembangunan nasional.
“Memang secara mayoritas itu adalah proyek-proyek infrastruktur dan gedung, kemudian juga didominasi oleh perolehan kontrak baru dari sisi industri penunjang konstruksi yang dimiliki oleh WIKA, yaitu WIKA Beton dan WIKA Gedung,” ujar Mahendra dalam Paparan Publik WIKA di Jakarta, Kamis (28/11).
Secara rinci, dari total nilai kontrak baru, segmen infrastruktur dan gedung menyumbang 39,75%, diikuti oleh segmen industri (32,84%), realti dan properti (14,18%), serta energi dan industrial plant (13,22%).
Berdasarkan kepemilikan proyek, kontrak yang diperoleh WIKA berasal dari berbagai pihak yang didominasi swasta (44,21%), pemerintah (31,44%), BUMN (23,92%) dan investasi (0,43%).
“Secara majority pemberi kerja yang saat ini didapatkan oleh WIKA itu masih berasal dari pemberi kerja pemerintah dan BUMN. Sementara sebagian lain juga berasal dari swasta, khususnya kontrak-kontrak baru yang didapatkan oleh anak usaha kami, WIKA Beton dan juga WIKA Rekayasa Konstruksi (Rekon),” jelas Mahendra.
Selain kontrak baru, nilai total kontrak dihadapi (order book) WIKA hingga 31 Oktober 2024 mencapai Rp60,99 triliun. Dominasi masih berada pada segmen infrastruktur dan gedung sebesar 68,04%, diikuti oleh segmen industri (14,41%), energi dan industrial plant (12,49%), serta realti dan properti (5,07%).
"Jadi memang sesuai dengan refocusing bisnis WIKA saat ini dan sesuai juga dengan langkah transformasi WIKA, saat ini memang perkuatan fundamental WIKA banyak mengarah ke proyek-proyek infrastruktur dan gedung yang kebanyakan dimiliki oleh pemerintah dan BUMN," ucap Mahendra.
Hingga Oktober 2024, WIKA tengah mengerjakan 74 proyek berjalan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 38 proyek di antaranya merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan jalan tol, bendungan, dan fasilitas energi. Selain itu, WIKA juga terlibat dalam tujuh proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menjadi program prioritas pemerintah.
Tiga Juta Rumah
Selain itu, WIKA menyatakan siap mendukung pembangunan tiga juta rumah per tahun, yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Mahendra menyebutkan, meskipun saat ini belum ada program khusus yang berjalan, WIKA siap memberikan kontribusi apabila diminta pemerintah.
“Apabila pemerintah membutuhkan kontribusi WIKA dalam program tersebut, tentunya WIKA sebagai agent of development siap untuk bisa mendukung program tersebut,” kata Mahendra.
Untuk diketahui, Presiden Prabowo menjanjikan pembangunan tiga juta rumah setiap tahun untuk mengejar backlog 12,7 juta rumah. Prabowo menargetkan setiap tahun akan dibangun dua juta rumah di pedesaan dan satu juta di perkotaan.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait sendiri, terus mengkampanyekan semangat gotong royong membangun rumah untuk rakyat, dalam program pembangunan 3 juta unit rumah. Pihaknya pun membuka seluas-luasnya kesempatan semua pihak baik Kementerian / Lembaga pemerintah, pemerintah daerah TNI, Polri, BUMN, sektor swasta serta masyarakat luas, untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunan rumah di Indonesia.
Menurut Ara, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto permasalahan perumahan bagi rakyat Indonesia sebisa mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Sebab, masyarakat sangat membutuhkan dukungan kebijakan serta pelaksanaan pembangunan rumah layak huni secara cepat dan nyata.
Sementara dalam paparannya, WIKA berkomitmen untuk mendukung misi Astacita Prabowo-Gibran yang mencakup berbagai aspek strategis seperti ketahanan pangan, energi, dan sumber daya air. Menurut Mahendra, pihaknya memiliki kapasitas untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi tersebut melalui berbagai proyek infrastruktur strategis.
“Dengan kompetensi WIKA yang saat ini, WIKA siap untuk mendukung program-program pemerintah seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, dan juga ketahanan sumber daya air melalui kompetensi-kompetensi WIKA pada beberapa proyek-proyek yang memang sudah dijalankan,” jelasnya.
Sebagai salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, lanjutnya, WIKA telah berkontribusi cukup signifikan pada pembangunan infrastruktur strategis. Beberapa proyek besar yang telah dijalankan antara lain Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi di Jawa Timur senilai Rp997 miliar.
Proyek ini telah mencapai progres 60,05% per Oktober 2024 dan menjadi bagian dari 842,02kilometer jalan tol yang telah dibangun oleh WIKA dari total 2.631 kilometer jalan tol di Indonesia. Kemudian, Bendungan Tiga Dihaji Paket 4 di Sumatera Selatan senilai Rp596 miliar. Progres bendungan ini telah rampung 99,51 % per Oktober 2024 dan diharapkan dapat meningkatkan irigasi untuk 25.423 hektare lahan pertanian di wilayah Komering.
Secara total, WIKA telah menyelesaikan pembangunan 48 bendungan atau 19,83 % dari 242 bendungan yang dibangun di Indonesia. Ke depan, Mahendra mengungkapkan WIKA berencana memanfaatkan momentum refocusing perusahaan untuk terus berfokus pada proyek-proyek yang mendukung program pemerintah.
Dirinya menilai proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan kemandirian bangsa, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
“WIKA tetap berfokus kepada proyek-proyek infrastruktur, kemudian juga proyek-proyek peningkatan program-program pemerintah seperti ketahanan sumber daya air, ketahanan energi, kemudian ketahanan pangan, peningkatan pangan dan sebagainya. Itu yang akan menjadi kompetensi utama perusahaan di tahun depan,” terang Mahendra.