27 April 2023
19:37 WIB
Penulis: Sakti Wibawa
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan, Kasan mengatakan, akan memantau harga bahan pangan guna mengantisipasi dampak dari El Nino.
"Kami akan memantau pergerakan pasokan, baik dari Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan juga Kementerian Perdagangan untuk memastikan kedepan, dampak El Nino itu tidak mempengaruhi terlalu signifikan terhadap kenaikan harga pangan yang kita konsumsi," katanya kepada awak media, Kamis (27/4).
Dirinya melanjutkan, tak hanya sektor sawit saja yang akan terdampak El Nino, tapi juga pangan yang diproduksi dari negara lain.
Masih katanya, El Nino sendiri akan berdampak pada penurunan produksi, dan akan berdampak pada pergerakan harga pangan.
Ia mengungkapkan, sebagai langkah untuk mengantisipasi pergerakan harga pangan, Kemendag melakukan kebijakan khusus untuk minyak goreng mulai dari penurunan domestic market obligation (DMO) atau pasokan minyak goreng dalam negeri, penentuan rasio ekspor serta insentif untuk minyak goreng kemasan dan curah.
"Langkah ini juga sebagai antisipasi untuk kebutuhan dalam negeri sendiri, hak ekspor yang ada saat ini masih cukup untuk para produsen atau eksportir melakukan kegiatan ekspor, dari hak ekspor yang ada saat ini maupun dari yang jumlah deposito akan dicairkan secara bertahap selama sembilan bulan," paparnya.
Ditempat yang sama, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, untuk mengantisipasi dampak dari El Nino tersebut, pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat.
"Artinya begini, dalam UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan jelas menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam," tuturnya.
Ia mengungkapkan, Bapanas sendiri sudah menyiapkan cadangan pangan terkhususnya minyak goreng sebanyak 100 ribu ton.
Pihaknya juga akan meminta kepada Bulog dan ID Food untuk menyiapkan cadangan pangan tersebut dan akan digunakan dalam rangka stabilisasi pasokan maupun harga.
Kedepannya, Ketut berharap, Bulog akan menjadi distributor pertama (D1) bukan distributor kedua (D2) lagi, hal ini agar Bulog mendapatkan harga yang wajar.
"Bulog ini memiliki jangkauan yang luas dalam hal pendistribusian oleh karena itu kami akan perkuat Bulog dan ID Food dalam rangka distribusi minyak goreng juga, Minyak Goreng Kita maupun minyak goreng curah," tutupnya.