12 Desember 2024
19:54 WIB
Wamenperin: Program 3 Juta Rumah Bakal Dongkrak Bisnis Produsen AC Indonesia
Adanya unit rumah baru yang makin banyak dinilai sebagai potensi pasar besar bagi produsen AC dalam negeri. Pabrik AC di dalam negeri bisa menyuplai kebutuhan AC dalam program 3 juta rumah.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
Wamenperin Faisol Riza meyakini pabrik AC dalam negeri bisa menyuplai kebutuhan produk AC ketika program 3 juta unit rumah terealisasi, Cikarang, Kamis (12/12). ValidnewsID/Aurora KM Simanjuntak
CIKARANG - Kementerian Perindustrian memproyeksi, program pembangunan 3 juta unit rumah per tahun yang direncanakan pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto bakal mendongkrak kinerja bisnis produsen pendingin udara tau air conditioning (AC) di Indonesia.
Wamenperin Faisol Riza meyakini, pabrik AC di dalam negeri bisa menyuplai kebutuhan produk pendingin ruangan ketika program 3 juta unit rumah terealisasi.
"(Pembangunan) 3 juta rumah itu bukan dalam lima tahun, tapi tiap tahun. Kalau masing-masing membangun 2 rumah di RT-nya, itu berarti ada sekitar lebih dari 2 juta rumah. Nah oleh karena itu, ini potensi pasar baru, saya kira untuk industri AC," ujarnya di pabrik PT Daikin Industries Indonesia (DIID), Cikarang, Kamis (12/12).
Faisol menerangkan, ketika jumlah rumah bertambah banyak, maka potensi permintaan pemasangan produk AC di rumah pun meningkat. Itu sebabnya, dia optimistis, jutaan unit rumah baru nanti bakal menjadi pangsa pasar potensial bagi pabrik AC buatan dalam negeri.
"Saya kira peluangnya menjadi sangat besar untuk industri AC," imbuhnya.
Baca Juga: PLN Proyeksi Program 3 Juta Rumah Naikkan Konsumsi Listrik 6,3 TWh
Selain program 3 juta unit rumah, Wamenperin mengatakan, letak geografis Indonesia sebagai negara tropis juga menjadi salah satu faktor yang membuat masifnya tren penggunaan AC di tanah air.
Ditambah lagi, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia. Ia menilai, 280 juta penduduk yang tinggal di wilayah tropis sangat membutuhkan AC.
Karena sederet alasan di atas, Faisol menuturkan, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk produk AC. Itu meliputi produk AC rumah tangga maupun AC komersial.
"Kebutuhan akan produk AC menunjukkan tren yang sangat positif, tiap tahun bertambah. Ini didukung jumlah populasi Indonesia keempat terbesar di dunia, dengan sekitar 280 juta penduduk kebetulan tinggal di wilayah tropis, jadi sangat membutuhkan AC," kata Wamenperin.
Melihat potensi pasar tersebut, Faisol pun meminta jajaran pabrik AC dalam negeri untuk bisa menyuplai berbagai produk AC made in Indonesia, termasuk pabrik PT Daikin Industries Indonesia (DIID).
Hal itu disampaikannya di hadapan jajaran board of directors PT DIID. Terlebih lagi, Daikin yang sudah meresmikan pabrik AC baru di Cikarang, menargetkan untuk memproduksi 1,5 juta AC ke secara bertahap ke depan.
Faisol pun mengapresiasi investasi Daikin senilai Rp3 triliun untuk membangun pabrik AC di dalam negeri. Sebab, langkah tersebut dapat menciptakan efek berganda, mulai dari penyerapan tenaga kerja, mendorong kinerja industri elektronika, memperbanyak penggunaan produk besutan dalam negeri.
Kemudian, membidik negara lain sebagai tujuan ekspor AC made in Indonesia, menyabet SNI, serta mengadopsi praktik industri hijau dengan mengikuti standar industri hijau guna mengurangi dampak emisi karbon terhadap lingkungan dan udara.
"Kami pemerintah menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran PT Daikin atas realisasi komitmen investasi yang luar biasa ini," tutup Faisol.
Baca Juga: Menteri PKP Minta Apersi Sukseskan Program 3 Juta Rumah
Mengutip Statista, pasar pendingin udara atau AC di Indonesia diproyeksi dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$2,17 miliar pada 2024. Pasar ini diperkirakan tumbuh setiap tahunnya (CAGR) sebesar 14,50% pada 2024-2029.
Jika dibandingkan pasar AC global, Tiongkok memimpin dengan pendapatan US$15,98 miliar pada tahun 2024.
Dalam hal pendapatan per rumah tangga, setiap rumah tangga di Indonesia ditaksir menghasilkan US$36,96 pada tahun 2024. Ke depannya, volume pasar pendingin udara Indonesia diperkirakan mencapai 7,2 juta unit pada tahun 2029.
Selain itu, ada pertumbuhan volume yang diharapkan sebesar 16% pada tahun 2025. Volume rata-rata per rumah tangga di pasar AC Indonesia diproyeksikan sebesar 0,07 buah pada tahun 2024.
Permintaan terhadap AC hemat energi meningkat di Indonesia karena iklim telah dikenal panas dan lembab.