11 November 2025
08:44 WIB
Wamenperin Minta Produsen Baja Global Bangun Pabrik di RI, Ini Alasannya
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kata dia, selama ini kebutuhan baja dalam negeri masih ketergantungan dari impor sekitar 11 juta ton per tahun.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen pada Senin (10/11). Validnews/Ahmad Farhan Faris
JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza mendorong produsen baja luar negeri agar berinvestasi dengan membangun pabrik produksi di dalam negeri, sehingga tidak hanya sebatas mengimpor produknya saja ke Indonesia. Kata dia, langkah tersebut untuk memperkuat struktur industri baja nasional sekaligus menekan banjir impor.
“Kami minta supaya mereka berinvestasi bangun pabrik di Indonesia, sehingga mereka punya akses ke pasar domestik sebagaimana industri atau pabrik-pabrik lain yang selama ini menjadi pemain atau pelaku usaha di pasar domestik,” kata Faisol di Gedung DPR RI pada Senin (10/11).
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kata dia, selama ini kebutuhan baja dalam negeri masih ketergantungan dari impor sekitar 11 juta ton per tahun.
“Investasi tentu solusi buat industri baja agar tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri yang memang besar, selama ini sebagian itu impor kira-kira 11 juta ton impor, bisa dipenuhi lebih baik kalau mereka berinvestasi di dalam negeri,” jelas dia.
Selain impor, kata Faisol, pemerintah juga membuka peluang bagi para produsen baja global melakukan ekspansi ke pasar internasional dengan dukungan fasilitas yang diberikan.
“Sekaligus juga selain impor, mereka bisa melakukan ekspansi ke pasar global melalui ekspor, kita akan dukung dengan berbagai fasilitas. Jadi gunanya investasi itu kira-kira,” ujarnya.
Sementara itu, Faisol menambahkan sebenarnya banyak negara yang minat berinvestasi sektor baja di Indonesia. Bahkan, tegas dia, beberapa perusahaan tiap hari menanyakan peluang dan bagaimana proses investasi bisa dilakukan di Indonesia.
“Pada dasarnya, ada cukup banyak minat investasi termasuk investasi di sektor industri baja. Hampir setiap hari perusahaan dari luar datang ke tempat kami (Kementerian Perindustrian) maupun Kementerian Investasi untuk menanyakan bagaimana proses investasi bisa dilakukan di Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan beberapa negara yang sering menanyakan peluang investasi sektor baja antara lain dari Eropa, China hingga Vietnam. Untuk itu, kata dia, pemerintah telah menyampaikan informasi secara jelas perihal investasi kepada negara-negara tersebut.
“Saya kira bagaimana sekarang ini sudah masuk banyak perusahaan yang melakukan investasi, misalnya tekstil, otomotif, baja, mungkin sebentar lagi akan semakin banyak. Ada beberapa negara dari Eropa, China, Vietnam yang mau merelokasi pabriknya,” imbuhnya.
Industri Baja Seluruh Dunia Turun
Sebenarnya, kata Faisol, seluruh dunia juga mengalami penurunan di sektor industri baja. Karena menurut dia, salah satu off taker dari industri baja yaitu industri properti global juga sedang mengelami pelemahan.
“Memang masalah baja bukan hanya masalah kita, tapi di seluruh dunia sedang turun. Pada dasarnya, di seluruh dunia kan properti sebagai salah satu off taker dari industri baja betul-betul turun,” kata Faisol.
Oleh karena itu, Faisol menyebut pemerintah saat ini akan memperbaiki supaya industri baja dapat meningkatkan utilisasi agar tidak terganggu. Salah satunya, tegas dia dengan melakukan pengawasan.
“Ini berlomba-lomba agar produk baja bisa masuk ke negara-negara yang memungkinkan mereka masuk. Karena lemahnya pengawasan, karena lemahnya aturan, karena lemahnya pengawasan langsung di border maupun di pasar. Kita saat ini akan memperbaiki supaya industri baja yang sekarang sedang berusaha meningkatkan utilisasi ini tidak terganggu,” pungkasnya.