08 Mei 2023
21:00 WIB
Penulis: Sakti Wibawa
JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, proses banding di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tidak bisa cepat diselesaikan karena masih banyak tahapan yang harus dilalui. Seperti diketahui, pemerintah Indonesia sedang melakukan banding melawan Uni Eropa terkait ekspor nikel di WTO.
“Ya update per hari ini ini masih proses, ini nikel, soal nikel kita tunggu aja. Karena proses di WTO itu kan memang tidak cepat ada hiring-nya ada first stabilition-nya ada forum konsultasinya, ada first statement-nya dan tahapan-tahapan yang dilalui,” katanya kepada awak media, Senin (8/5).
Dirinya melanjutkan, Indonesia juga akan mengusung isu kesetaraan sebagai salah satu upaya untuk memenangi banding melawan Uni Eropa mengenai ekspor nikel di WTO.
Menurutnya, Indonesia mempunyai hak untuk barang yang akan diekspor, baik dalam bentuk barang mentah atau sudah diolah.
“Pertama tentu kita sebagai negara punya hak untuk meng-exercise apa yang kita mau, ini kesetaraan,” paparnya.
Di Indonesia sendiri, ekspor nikel telah memutuskan untuk memprioritaskan ekspor barang yang telah diolah agar mendapatkan nilai tambah.
Selain juga mendorong terjadinya hilirisasi pembangunan smelter yang akan menambah lapangan pekerjaan dan menghidupkan ekonomi.
“Itu argumentasi yang kita pakai dan itu berkaitan dengan kedaulatan kita sebagai sebuah negara, kita punya hak dalam forum dunia internasional. Ini hal yang biasa dan berlaku untuk semua negara, negara punya kesempatan hak yang menjadi kepentingan nasional,” tuturnya.
Dengan alasan tersebut, Ia optimistis Indonesia akan menang banding melawan Uni Eropa yang menentang kebijakan Indonesia untuk mengekspor nikel dalam bentuk mentah.
Jerry menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa seluruh upaya akan dikerahkan Indonesia untuk mempertahankan hak dalam menentukan produk ekspor apa yang ingin dan tidak ingin untuk diekspor.
“Kita punya hak untuk menentukan apa yang kita kirim apa yang kita larang. Dalam hal ini, kami sepakat bahwa nikel itu prioritas hilirisasinya di dalam negeri untuk memberikan nilai tambah di ekspor. Jadi tidak mengekspor barang-barang mentah, itu yang kita perjuangkan,” tegasnya.