c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

30 November 2022

09:59 WIB

Wamendag: Perempuan Bakal Kelola UMKM Nasional US$135 Miliar Di 2025

UNDP mencatat, UMKM yang dikelola perempuan di Indonesia lebih mampu bertahan dibandingkan yang dikelola oleh laki-laki

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Wamendag: Perempuan Bakal Kelola UMKM Nasional US$135 Miliar Di 2025
Wamendag: Perempuan Bakal Kelola UMKM Nasional US$135 Miliar Di 2025
Pelaku UMKM asal Tasikmalaya menunjukan salah satu motif Batik Jambi dalam Pameran UMKM Kreatif 2022 di AEON Mall BSD City, Tanggerang, Sabtu (8/10/2022). ValidnewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga sangat optimistis, di masa depan kaum perempuan akan menjadi soko guru keluarga sekaligus perekonomian nasional. Pada 2025, di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), para perempuan pengusaha diproyeksikan akan berhasil mengelola usaha dengan total nilai US$135 miliar.

Ia menjelaskan, saat ini partisipasi perempuan dalam dunia usaha semakin meningkat. Pada 2021, perempuan tercatat mengelola sebesar 64,5% dari total UMKM di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam seminar daring Internasional Trade Center (ITC) SheTrades.

“Pada 2025, UMKM yang dikelola perempuan diproyeksikan mencapai US$135 miliar. Semua angka tersebut menunjukkan, perempuan memiliki potensi yang luar biasa dan tidak lepas dari upaya memajukan perekonomian di Indonesia,” kata Jerry dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (29/11).

Turut hadir dalam seminar yang sama, Direktur Eksekutif ITC Pamela Coke-Hamilton dan Direktur Pengembangan Konsumen Unilever Indonesia Hernie Raharja. Seminar daring tersebut mengusung tema ‘Boosting Gender Responsive Procurement in Indonesia’.

Menurutnya, perempuan pengusaha berhasil menunjukkan ketangguhan di tengah ketidakpastian dampak pandemi terhadap UMKM. Riset United Nations Development Programme (UNDP) tentang dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia menemukan, usaha yang dikelola perempuan lebih mampu bertahan dibandingkan laki-laki.

“Ketangguhan ini ditunjukkan melalui adaptasi UMKM perempuan yang memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana distribusi utama," jelasnya.

Wamendag Jerry menambahkan, di tingkat usaha mikro, tercatat 52% dari 64 juta pelaku usaha mikro di Indonesia merupakan perempuan. Untuk tingkat usaha kecil, sekitar 56% dari 193 ribu pemilik usaha kecil adalah perempuan. Untuk usaha menengah, sebesar 34% dari 44,7 ribu pelaku usaha adalah perempuan.

Mengenai keragaman atau ragam produk yang ditawarkan UMKM, semua pihak juga dapat melihat betapa banyak produk yang berhubungan dengan perempuan. Seperti produk fesyen, kuliner, kecantikan, dan kerajinan tangan.

"Ini semua adalah potensi perdagangan dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengadaan barang dan jasa kita," imbuhnya.

Menyadari pentingnya peran perempuan dan UMKM dalam kehidupan ekonomi, pemerintah melalui Kemendag juga berupaya meningkatkan kontribusi perempuan dan UMKM dalam perdagangan Indonesia. 

Kemendag juga telah memfasilitasi 500 UMKM melalui program digitalisasi untuk bermitra dengan peritel dan lokapasar modern. Selain itu, pendampingan ekspor juga dilakukan melalui export coaching program kepada 300 UKM di sepuluh wilayah.

Secara keseluruhan, Kemendag berjanji akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak, untuk mendukung peningkatan peran partisipasi perempuan dalam ekonomi nasional. 

“Partisipasi dan inisiatif dari pemangku kepentingan terkait, termasuk ITC dan Unilever, akan menjadi kolaborasi yang efektif untuk membangun ekosistem wirausaha perempuan dalam mengadaptasi tantangan global," sebutnya.

Kemendag mencatat, dalam perdagangan dalam negeri, UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia. Hampir 99,9% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Pada 2021, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 60,5% dengan kontribusinya terhadap ekspor nonmigas mencapai 14,3%.

Di tengah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global juga, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh positif sebesar 5,72% (yoy) pada kuartal III/2022. Ketahanan ekonomi dan perdagangan Indonesia ditopang pertumbuhan ekspor yang tumbuh 30,97% (yoy) pada Januari-Oktober 2022.

Pertumbuhan ini juga membawa surplus neraca perdagangan selama 30 bulan terakhir atau terhitung positif sejak Mei 2020. Neraca perdagangan Indonesia juga mencatat surplus US$45,52 miliar dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar