17 Oktober 2025
20:47 WIB
Wamen ESDM: Pembangunan ASEAN Power Grid, RI Siap Jadi Hub Energi
Indonesia siap mengambil peran sebagai hub energi di Asia Tenggara ketika nantinya ASEAN Power Grid sudah terbentuk.
Penulis: Yoseph Krishna
Ilustrasi jaringan listrik. Petugas PLN merapikan kabel saat melakukan pemeliharaan jaringan listrik di Kupang, NTT, Rabu (17/11/2021). ANTARAFOTO/Kornelis Kaha
JAKARTA - Kerja sama interkoneksi antarnegara anggota ASEAN memegang peran penting dalam memenuhi peningkatan kebutuhan energi listrik di kawasan Asia Tenggara dalam tahun-tahun mendatang.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung dalam gelaran 43rd ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) & Associated Meeting di Kuala Lumpur menegaskan Indonesia siap menyukseskan pembentukan ASEAN Power Grid (APG) untuk mewujudkan interkoneksi tersebut.
Di samping itu, Yuliot menekankan Indonesia siap mengambil peran sebagai hub energi di Asia Tenggara ketika nantinya APG sudah terbentuk.
"Adanya integrasi antar grid di ASEAN, dari sisi petanya kita sudah melihat bahwa ini bisa dilakukan karena kebutuhan energi untuk ASEAN ke depan itu akan terjadi peningkatan. Dengan peningkatan signifikan, Indonesia harus siap menjadi hub energi untuk ASEAN," sebutnya lewat siaran pers, Jumat (17/10).
Baca Juga: Jaringan Transmisi Pegang Peran Penting Dalam Rencana ASEAN Power Grid
Integrasi kelistrikan negara-negara Asia Tenggara bakal didukung dengan proyek jaringan transmisi yang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034 ditargetkan bisa mencapai 48.000 kilometer sirkuit (kms).
"Ini merupakan kebutuhan jaringan transmisi untuk nasional dan juga integrasi dengan ASEAN," sambung Yuliot.
Soal kerja sama power grid, Yuliot mengungkapkan Indonesia sudah melakukan pemetaan peluang investasi sebesar Rp600 triliun yang diharapkan dapat dipenuhi baik dari sektor pemerintahan maupun sektor swasta.
"Itu tentu bukan hanya dari Pemerintah tetapi juga bagaimana kita mendorong swasta untuk bisa berinvestasi juga di national grid dan juga bagaimana integrasi antar ASEAN. Jadi ini kita membuka peluang investasi untuk itu," katanya.
Sejatinya, Indonesia sudah melakukan kerja sama interkoneksi kelistrikan dengan Malaysia. Dalam hal ini, Indonesia sudah mengimpor listrik dari Negeri Jiran untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Kalimantan.
Adapun total impor listrik dari Malaysia sejauh ini mencapai 200 Megawatt (MW). Perjanjian antarkedua negara saat ini tengah berjalan dan memasuki fase perpanjangan perizinan.
"Ini kan sudah berjalan dan juga ini lagi perpanjangan perizinan dan itu juga kita lakukan fasilitasi," imbuh dia.
Baca Juga: Pertamina NRE Lirik Peluang Jadi Pemain Utama Di ASEAN Power Grid
Lebih lanjut, Yuliot dalam pertemuan itu juga menyinggung soal konsep keadilan, keteraturan, dan inklusivitas yang berperan penting dalam menjalankan agenda transisi energi di kawasan Asia Tenggara, dengan mempertimbangkan kondisi nasional di masing-masing negara.
Kondisi lintas sektoral antara energi, ekonomi, dan lingkungan, tambahnya, juga punya peran krusial untuk memastikan bahwa kebijakan energi Indonesia selaras dan mendukung ASEAN Community Vision 2045.
"Indonesia mendorong upaya transisi energi yang terus memprioritaskan ketahanan dan keterjangkauan energi, di samping keberlanjutan. Sehingga, tidak ada negara anggota yang tertinggal," tandas Yuliot Tanjung.