16 Mei 2025
19:42 WIB
Wamen ESDM: Peluang Chevron Kembali Investasi Hulu Migas RI Terbuka
Kementerian ESDM menyiratkan kemungkinan Chevron kembali berinvestasi di sektor hulu migas tanah air. Pemerintah masih belum membocorkan Wilayah Kerja mana yang dibidik oleh Chevron.
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Pekerja Chevron Indonesia. Dok Chevron Indonesia
JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyiratkan kemungkinan kembalinya Chevron, perusahaan energi asal Amerika Serikat, berinvestasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di tanah air.
“Kami mempercepat proses lelang untuk 30 Wilayah Kerja (WK), jadi ini segera kami lakukan lelang. Salah satu pemain global itu adalah Chevron, mungkin mereka juga akan kembali,” kata Yuliot ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/5) melansir Antara.
Baca Juga: Chevron Pamit Setelah Kelola Blok Rokan 97 Tahun
Dia juga menyambut baik apabila Chevron kembali berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, Chevron memiliki pengalaman yang cukup di bidang hulu migas, dengan catatan positif sudah pernah berinvestasi cukup lama di Indonesia sebelumnya.
Meski demikian, Yuliot tidak membeberkan lebih lanjut wilayah kerja mana yang dibidik oleh Chevron jika nantinya memenangkan lelang WK migas itu.
"Kan mereka juga cukup lama (berinvestasi di Indonesia). Dan juga punya pengalaman cukup di bidang hulu migas," ucap Yuliot.
Dalam kesempatan sama, Plh Dirjen Migas Tri Winarno menilai, kemungkinan kembalinya Chevron ke Indonesia menjadi bukti bahwa sektor hulu migas RI masih menarik.
"Yang jelas kan kalau Chevron masuk kan berarti memang migas di Indonesia masih cukup menarik," jelas Tri.
Sebagaimana Yuliot, Tri juga tidak mengungkapkan blok WK mana yang akan dikelola oleh Chevron nanti.
Sebelumnya, Chevron melalui anak perusahaannya, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), mengelola Blok Rokan di Riau. Blok Rokan merupakan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia.
Blok Rokan telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952. Sementara CPI telah lebih dari 50 tahun mengelola Blok Rokan dan mengebor lebih dari 100 lapangan minyak dan gas di Blok Rokan.
Kemudian, Chevron berhenti menjadi operator Blok Rokan pada 2021. Pengelolaan blok tersebut diberikan kepada PT Pertamina (Persero) mulai 9 Agustus 2021.
Adapun PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi mengambil alih pengelolaan tambang minyak bumi tertua di bumi Lancang Kuning tersebut untuk 20 tahun ke depan. Perpindahan itu sesuai dengan amanat yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Menteri ESDM pada 2018.
Sejarah Chevron Mengebor Minyak di Indonesia
Berdasarkan catatan sejarah, Chevron telah ada di Indonesia pada 1924, di awal perusahaan AS itu mendatangkan empat ahli geologi dari Standard Oil Company of California (Socal).
Baca Juga: Chevron Pamit, Mulai Hari Ini Pertamina Resmi Garap Blok Rokan
Kemudian, Socal bekerja sama dengan Texaco yang akhirnya membentuk Caltex medio 1930-an. Kerja sama ini pada akhirnya membentuk Caltex yang menjadi cikal bakal perusahaan Chevron Pasific Indonesia (CPI).
Dalam perkembangannya, pencarian migas saat era kolonial Belanda baru membuahkan hasil dengan penemuan lapangan Duri pada 1941, yang disusul penemuan lapangan Minas pada 1944.
Saat ini, kedua lapangan tersebut merupakan lapangan minyak terbesar dari total 115 lapangan produksi di Blok Rokan dengan luas wilayah mencapai 6.264 kilometer persegi, serta 10 lapangan utama, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager.
Produksi tertinggi Blok Rokan tercatat terjadi pada 1973, sebanyak hampir 1 juta barel per hari. Rata-rata kontribusi produksi Blok Rokan selama 70 tahun terakhir sekitar 46% dari produk minyak bumi nasional.
Kini, Blok Rokan menjadi salah satu tumpuan Indonesia dalam mendongkrak produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik per hari gas bumi (BSCFD) pada 2030.