c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

07 November 2025

18:21 WIB

Wamen ESDM Jamin Gas Buang PLTSa Tidak Merusak Lingkungan

Proyek PLTSa bukan jadi sumber pencemaran, tapi justru jadi solusi atas permasalahan sampah yang merusak lingkungan

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Wamen ESDM Jamin Gas Buang PLTSa Tidak Merusak Lingkungan</p>
<p id="isPasted">Wamen ESDM Jamin Gas Buang PLTSa Tidak Merusak Lingkungan</p>

Petugas melakukan pengawasan mesin pengolahan sampah menjadi energi listrik saat dilakukan uji coba pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo di Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memastikan gas buang dari proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) tidak akan merusak atau mencemari lingkungan.

Pasalnya, teknologi yang digunakan pada PLTSa itu melakukan pembakaran sampah dengan suhu tinggi, yakni 900 derajat celcius. Teknologi tersebut pun sudah diterapkan oleh beberapa negara, termasuk negara tetangga, yakni Singapura.

"Justru dengan teknologi pembakaran sampai 900 derajat celcius, berarti gas buang tidak mencemari lingkungan, seperti di Singapura itu kan mereka sudah cukup lama ya. Lalu di kota besar lain itu menghindarkan masalah pencemaran," kata Yuliot saat ditemui di kantornya, Jumat (7/11).

Pemerintah pun disebutnya bakal menetapkan standar baku mutu supaya gas buang ataupun limbah cair dari operasional PLTSa tidak mencemari lingkungan. Terkait hal ini, Kementerian ESDM disebutnya bakal berkoordinasi aktif dengan Kementerian Lingkungan Hidup (LH).

"Kalau ini ada yang terdampak lingkungan, kita juga akan koordinasikan dengan Kementerian LH karena ini merupakan kegiatan bersama, terkait perizinan ada di Kementerian ESDM, pengawasan lingkungannya ada di Kementerian LH," sambung dia.

Menurutnya, proyek PLTSa dalam program Waste to Energy (WTE) justru menjadi solusi atas pengelolaan sampah yang sampai saat ini sulit dikendalikan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

"Dengan adanya pengolahan sampah menjadi energi ini, justru sampahnya terkelola, lingkungan jadi lebih sehat, kota menjadi lebih bersih, itu dampaknya," tutur Wamen Yuliot.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi juga menegaskan gas buang dari PLTSa tidak akan mencemari lingkungan karena ada persyaratan Amdal sebelum proyek dijalankan.

Eniya merinci, operasional PLTSa harus menggunakan scrubber, yakni alat pengendali yang efektif meminimalisir pencemaran udara dari gas buang yang dikeluarkan oleh suatu industri.

"Jadi, kalau sudah dibakar di boiler, itu tuh ada scrubber-nya. Itu bisa gampang aja disemprot pakai air, pakai steam (uap)," jabarnya kepada awak media selepas gelaran Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2025, Senin (6/10).

Terpisah, Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq membeberkan kawasan Jakarta butuh setidaknya lima unit PLTSa untuk menangani sekitar 8.000 ton sampah per hari.

Karena itu, pihaknya memprioritaskan proyek PLTSa digarap di Ibukota dalam rangka menyelesaikan permasalahan sampah. Selama ini, sampah-sampah itu kebanyakan diangkut ke TPST Bantargebang yang daya tampungnya sudah melampaui kapasitas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar