20 September 2022
08:00 WIB
Editor: Fin Harini
MEDAN – Jumlah kendaraan yang melintas di jalan Tol Medan-Binjai, Sumatra Utara hingga Agustus 2022 mencapai 23.000 kendaraan per hari, atau meningkat tiga kali lipat. Pemulihan aktivitas usai pembatasan untuk mencegah penularan covid-19 berkontribusi pada peningkatan volume kendaraan.
"Awal dioperasikan pada 2007, jumlah kendaraan yang menggunakan jalan Tol Medan-Binjai itu masih 8.000 unit," ujar Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro dikutip dari Antara, Selasa (20/9).
Koentjoro menyebutkan, peningkatan trafik kendaraan di dua jalan tol itu dampak positif meredanya pandemi covid-19. Pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat ekonomi semakin baik.
Dia memberi contoh, pada 2020, rata-rata kendaraan yang melintas di Tol Medan-Binjai sekitar 12.000 per hari. Setelah PPKM dilonggarkan pada 2021, lalu lintas kendaraan meningkat menjadi sekitar 18.000 per hari.
Peningkatan lalu lintas harian rata-rata (LHR) juga terjadi di ruas jalan Tol Binjai - Stabat yang dioperasikan awal 2022. Dari awal beroperasi pada Februari, volume kendaraan yang melintas rata-rata sebanyak 7.000, lantas meningkat menjadi 8.700 kendaraan di Agustus 2022.
Koentjoro mengatakan, PT Hutama Karya (Persero) sebagai pengelola Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) telah mengoperasikan dua ruas tol di Sumut. Yakni, Tol Medan-Binjai sejak Oktober 2017 dan Tol Binjai-Stabat yang merupakan bagian dari Tol Binjai-Langsa Seksi 1.
Bertambahnya dua ruas tol di Sumut meningkatkan konekvitas antardaerah dan memperlancar arus transportasi dari Sumut-Aceh-Sumut yang otomatis berpengaruh positif pada perekonomian.
Kehadiran jalan Tol Medan-Binjai-Stabat memangkas waktu tempuh perjalanan menjadi lebih cepat sehingga berpengaruh pada penurunan biaya logistik dan kualitas produk barang yang diangkut.
"Jalan tol di Sumut akan terbentang sepanjang lebih dari 250 km," katanya.
Masing-masing terdiri atas Tol Medan–Binjai 17,32 km, Tol Binjai–Langsa yang nantinya akan beroperasi sepanjang 53,1 km, Tol Kisaran–Indrapura 47 km dan Tol Kuala Tanjung–Tebingtinggi–Parapat 143 km yang saat ini masih dalam tahap konstruksi.
“Dengan jalan tol yang membentang panjang di Sumut diharapkan dapat terus mengembangkan provinsi itu dan mendongkrak perekonomian masyarakat," ujar Koentjoro.
Akademisi dari Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU), M Ridwan Anas, ST. MT mengatakan, jalan tol di Sumut sangat berdampak pada perkembangan wilayah yang ada di daerah sekitar.
Waktu tempuh yang terjaga dengan adanya durasi yang lebih pasti ketika melintas dari Medan menuju Binjai atau sebaliknya, menguntungkan dari berbagai sisi.
"Pengelola jalan tol diharapkan dapat terus memperhatikan SPM (Standar Pelayanan Minimal) sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah," ujar Ridwan.