c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

11 September 2025

19:16 WIB

Vale (INCO) Bidik Produksi 71.234 Metrik Ton Nikel Matte Di 2025

Target produksi nikel matte ini lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya, seiring dengan strategi pemeliharaan terencana dan efisiensi operasional PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Vale (INCO) Bidik Produksi 71.234 Metrik Ton Nikel Matte Di 2025</p>
<p id="isPasted">Vale (INCO) Bidik Produksi 71.234 Metrik Ton Nikel Matte Di 2025</p>

Foto udara smelter milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). Antara Foto/Jojon

JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan total produksi sekitar 71.234 metrik ton (t) nikel dalam matte untuk tahun 2025.

Target ini lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya, seiring dengan strategi pemeliharaan terencana dan efisiensi operasional perseroan.

"Perseroan menargetkan total produksi sekitar 71.234 metrik ton nikel dalam matte untuk tahun 2025, meningkat dari target tahun lalu," kata Wakil Presiden Direktur sekaligus Chief Operation and Infrastructure Officer INCO Abu Ashar dalam Public Expose Live 2025 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (11/9).

Pada kuartal II/2025, INCO mencatat produksi 18.023 ton nikel dalam matte, naik dari 17.096 ton pada kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Vale Bidik Pendanaan US$1,2 Miliar Untuk 3 Proyek Tambang

Secara kuartalan, volume produksi tumbuh 9%, sementara secara tahunan (year on year/yoy) melonjak 12%.

Adapun hingga paruh pertama 2025, total produksi tercatat 2% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Hal ini mencerminkan kinerja operasional yang stabil dan peningkatan efisiensi produksi,” ujarnya.

Dari sisi keuangan, perseroan mencatat pendapatan kuartal II/2025 sebesar US$220,2 juta, naik 7% dari kuartal sebelumnya sebesar US$206,5 juta.

Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan harga rata-rata realisasi nikel matte menjadi US$12.091 per ton serta volume pengiriman yang lebih besar.

Meski perseroan mempercepat jadwal pemeliharaan sekitar 20 hari di paruh kedua tahun ini, INCO masih mampu membukukan EBITDA sebesar US$40 juta dan laba bersih positif US$3,5 juta.

Direktur dan Chief Financial Officer INCO Rizky Putra menambahkan, perseroan optimistis terhadap prospek kinerja hingga akhir tahun.

“Kami akan memiliki baseline yang lebih kuat mulai paruh kedua tahun ini. Kami telah mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan pelanggan serta mendapat persetujuan revisi RKAB untuk tambahan 2,2 juta ton bijih saprolit dari Blok Bahodopi,” ungkap dia.

Fokuskan Hilirisasi Nikel
Vale Indonesia menegaskan hilirisasi nikel tetap menjadi strategi utama perseroan guna mengoptimalkan nilai tambah dari sumber daya yang dimiliki.

Direktur Utama Vale Indonesia Bernardus Irmanto menilai hilirisasi merupakan langkah penting untuk menghasilkan nilai yang lebih besar. Hal itu dibandingkan jika hanya menjual bijih nikel mentah.

“Hilirisasi ini terus kami eksekusi sebagai bagian dari strategi perusahaan. Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan, termasuk mempertimbangkan risiko pasar dan harga. Namun saya meyakini strategi hilirisasi akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham, sekaligus sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong industrialisasi,” kata Bernardus.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Vale Indonesia (INCO) memiliki deposit nikel dengan kualitas terbaik di Indonesia dan bahkan dunia.

Baca Juga: Bos Vale Pastikan Dua Proyek Hilirisasi Di Sulawesi Rampung 2026

Oleh karena itu, dia optimis bahwa hal ini dapat menjadi modal penting bagi perusahaan untuk terus memperluas rantai pengolahan, termasuk proyek-proyek hilirisasi di Pomalaa, Morowali, dan Sorowako.

Sementara itu, terkait peluang kemitraan dengan BUMN maupun swasta lokal dalam memperkuat rantai pasok industri baterai kendaraan listrik, Bernardus menyebut, rencana tersebut masih dalam tahap kajian.

“Rantai pasok baterai kendaraan listrik itu panjang. Kami sedang melakukan studi sampai sejauh mana Vale akan berkontribusi, termasuk secara keekonomian agar tetap feasible. Saat ini, fokus utama kami masih pada penambangan dan aspek teknikal,” jelas dia.

Ia pun menegaskan, meski belum ada keputusan konkret terkait kemitraan di sektor hilir baterai listrik, Vale Indonesia tetap menempatkan penguatan rantai pasok sebagai bagian dari arah strategis jangka panjang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar