c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

16 Juni 2025

19:26 WIB

Utang Luar Negeri RI Terus Naik, Ekonom: Tanda Kepercayaan Investor

Posisi utang luar negeri Indonesia yang terus meningkat justru menandakan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.  

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Utang Luar Negeri RI Terus Naik, Ekonom: Tanda Kepercayaan Investor</p>
<p id="isPasted">Utang Luar Negeri RI Terus Naik, Ekonom: Tanda Kepercayaan Investor</p>

Ilustrasi hutang luar negeri. Shutterstock/maradon 333

JAKARTA - Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengatakan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia dan posisi ULN pemerintah pada April 2025 yang makin membengkak menandakan beberapa hal.

Salah satunya, posisi utang luar negeri Indonesia yang terus meningkat justru menandakan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.   

"Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, hal ini menandakan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global," kata Rully kepada Validnews, Senin (16/6).

Meski begitu, Rully mengingatkan kenaikan utang perlu diwaspadai, terutama jika tidak diimbangi dengan pengelolaan yang hati-hati.

Baca Juga: Naik Lagi, Utang Luar Negeri RI Per April 2025 Tembus US$431,5 Miliar

"BI menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia masih sehat, didominasi utang jangka panjang," imbuhnya.

Lebih lanjut Rully menjelaskan, jika utang luar negeri dikelola dengan baik, maka dapat menjadi instrumen penting untuk membiayai proyek-proyek produktif dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Adapun, tantangan utama yang dihadapi adalah menjaga keberlanjutan fiskal di tengah fluktuasi nilai tukar dan potensi kenaikan beban pembayaran utang akibat pelemahan rupiah.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada April 2025 mencapai sebesar US$431,5 miliar. Angka ini tumbuh 8,2% secara tahunan (year on year/yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny menjelaskan, perkembangan posisi ULN April 2025 tersebut bersumber dari sektor publik.

Kenaikan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

"Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 tetap terjaga. Posisi ULN Indonesia pada April 2025 tercatat sebesar US$431,5 miliar, atau tumbuh 8,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2025 sebesar 6,4% (yoy)," kata Denny dalam keterangan resmi, Senin (16/6).

Sementara itu, Denny menuturkan, ULN pemerintah tetap terjaga. Posisi ULN pemerintah pada April 2025 sebesar US$208,8 miliar, atau tumbuh sebesar 10,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 7,6% (yoy) pada Maret 2025.

"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: BI: Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Kuartal I/2025 Tembus US$430,4 Miliar

Kendati begitu, Denny menegaskan pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,7%); Jasa Pendidikan (16,4%); Konstruksi (12,0%); serta Transportasi dan Pergudangan (8,7%).

"Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah," terang Denny.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar