c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Mei 2024

13:35 WIB

Udang Vaname Kalteng Ditargetkan Jadi Komoditi Andalan Nasional

Klaster-klaster tambak udang vaname modern di Kalteng, dibangun dengan konsep zero waste dan berkelanjutan. Konsep ini akan memberi dampak sosial ekonomi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah.

<p>Udang Vaname Kalteng Ditargetkan Jadi Komoditi Andalan Nasional</p>
<p>Udang Vaname Kalteng Ditargetkan Jadi Komoditi Andalan Nasional</p>

Ilustrasi Udang Vaname yang dipanen. dok. Antara Foto/Moch Asim

PALANGKARAYA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menargetkan, produksi udang vaname dari klaster tambak di kawasan pesisir Kabupaten Sukamara mampu menjadi komoditi ekspor andalan nasional. Optimisme ini muncul dari keberhasilan pelaksanaan tiga kali panen parsial di kawasan klaster tambak udang vaname atau shrimp estate yang dikembangkan Pemprov Kalteng.

"Berdasarkan laporan Tim Dislutkan yang ikut melakukan panen parsial ketiga di Klaster D sebanyak delapan buah kolam D10- D17, dilakukan pada umur udang 94 hari dengan ukuran size 48-55 ekor per kilogram, dengan total panen 4.007 kilogram atau empat ton lebih udang vaname," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng Darliansjah di Palangka Raya, Kamis (30/5).

Panen parsial selanjutnya, akan dilaksanakan kembali pada 30 Mei 2024 sebelum panen total yang diperkirakan pada size 20-25 ekor per kilogram. 

"Panen parsial dilakukan untuk mengurangi kepadatan populasi udang pada siklus budi daya yang sedang berlangsung, hingga pada akhirnya pertumbuhan udang dapat semakin meningkat," ujarnya.

Pada panen parsial pertama dan kedua juga mendapatkan hasil memuaskan. Panen parsial pertama didapat sebanyak 4.776,26 kilogram atau sekitar 4,7 ton lebih udang vaname dengan ukuran 74 ekor per kilogram. Panen berasal dari sembilan petak kolam dengan jumlah tebar per kolam 264.000 ekor.

Kemudian pada panen parsial kedua didapat sebanyak 4.801 kilogram atau sekitar 4,8 ton lebih udang vaname dengan ukuran 63-75 ekor per kilogram. Berasal dari kluster D sebanyak tiga kolam dengan umur udang 84 hari dan kluster C sebanyak dua kolam dengan umur 72 hari.

"Kegiatan panen parsial pada kawasan Shrimp Estate BERKAH ini kami harap menjadi motivasi masyarakat Kalteng untuk bersama-sama dalam pengembangan udang vaname menjadi produk unggulan Kalteng," tegasnya.

Untuk saat ini, yakni hasil panen parsial tersebut dipasarkan ke PT. Bahari Makmur Sejati (BMS) Serang, Banten. Komoditas ini dibanderol berkisar Rp54.000 per kilogram untuk rata-rata ukuran 79.

Potensi Besar
Pengembangan klaster tambak udang ini merupakan inisiasi Gubernur Sugianto yang melihat adanya potensi besar yang dimiliki sektor kelautan dan perikanan pada wilayah pesisir.

 "Saya optimistis shrimp estate menjadi jembatan sinergitas lintas sektor dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan di Kalteng, sehingga berkontribusi dalam mewujudkan target nasional 2 juta ton udang pada 2024," kata Sugianto akhir 2023 lalu.

Klaster-klaster tambak udang modern dibangun dengan konsep zero waste dan berkelanjuan. Dengan begitu, akan memberi dampak sosial ekonomi masyarakat bagi peningkatan pendapatan daerah dan menjadi pemicu bagi daerah di kabupaten pesisir lainnya.

"Tambak udang vaname seluas 40,17 hektare yang kami bangun di Desa Sungai Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara merupakan salah satu program prioritas Kalimantan Tengah yang menjadi sumber kekuatan ekonomi baru bagi wilayah pesisir," tegasnya.

Sugianto menjelaskan potensi kekayaan sumber daya alam Kalimantan Tengah cukup berlimpah, namun masih belum berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. 

Oleh karenanya, diperlukan inovasi dan terobosan yang menyentuh langsung kepada masyarakat. Pembangunan tambak udang vaname ini, menurutnya, sangat tepat sebagai daya ungkit perekonomian di daerah pesisir.

Sugianto Sabran meyakini program ini mampu memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD), menyerap tenaga kerja lokal, menjadi model budi daya udang vaname berkelanjutan baik di Kalimantan Tengah maupun nasional, serta menjadi komoditi ekspor andalan. Dia pun menyebutkan pembangunan klaster tambak udang di Desa Sungai Raja ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang dibangun menggunakan APBD.

“Keterlibatan dari pemangku kepentingan dan berbagai pihak dibutuhkan dalam menyukseskan program prioritas ini. Inovasi akan tidak memiliki nilai, apabila semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan tidak terbangun dengan baik. Untuk itu sinergi dan kolaborasi menjadi penentu dalam keberhasilan," jelasnya.

Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan (Dislutlan) Kalteng Darliansjah menambahkan, sebagai pengelola shrimp estate, Unit Pelayanan Teknis (UPT) Perikanan Budidaya Air Payau dan Laut (PBAPL) Kumai menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Untuk program ini, pihaknya turut melibatkan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), BUMDes, kelompok pemuda dan kelompok masyarakat perikanan lainnya.

"Kami harap menjadi tonggak keberhasilan dalam manajemen pengelolaan sehingga dapat berhasil memberikan manfaat bagi masyarakat pembudidaya khususnya di wilayah pesisir Kalteng," tutur Darliansjah.

Pembangunan tambak udang yang berada di Sukamara sendiri, dikawal para tenaga profesional akuakultur dan tenaga profesional laboratorium dari Denfarm PT. Central Proteina (CP) Prima Sidoarjo, serta melibatkan tenaga kerja lokal yang telah dilatih.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar