28 Februari 2025
17:16 WIB
Turun 5%, United Tractors Catat Laba Bersih Rp19,5 T Sepanjang 2024
Laba United Tractors (UNTR) di tahun 2024 lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya sebesar Rp20,6 triliun.
Penulis: Siti Nur Arifa
Ilustrasi Pekerja memerikas alat berat Komatsu. Sumber: UNTR
JAKARTA - PT United Tractors (UT) Tbk melaporkan Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp134,4 triliun sepanjang 2024. Pendapatan ini naik sebesar 5% dari Rp128,6 triliun pada periode yang sama di tahun 2023.
Meski demikian, jika dilihat dari segi laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 5% dari Rp20,6 triliun di tahun 2023, menjadi Rp19,5 triliun.
"(penurunan) terutama disebabkan oleh laba kotor yang lebih rendah dari bisnis pertambangan batu bara termal dan metalurgi serta peningkatan beban bunga," papar Corporate Secretary Sara Loebis, dalam keterangan resmi dikutip Jumat (28/2).
Baca Juga: Kuartal III 2024, United Tractors Raih Laba Bersih Rp15,6 Triliun
Dilihat lebih detail, terdapat beberapa segmen yang menjadi sumber utama pendapatan bersih United Tractors di tahun ini. Utamanya adalah segmen Kontraktor Penambangan yang menyumbang Rp58 triliun dari total pendapatan. Segmen ini mengalami peningkatan sebesar 8% dibanding tahun sebelumnya.
Kedua, ada segmen Mesin Konstruksi yang menyumbang pendapatan senilai Rp37,3 triliun, naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh bauran produk, serta penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat.
Sementara itu dari segi penjualan alat berat, kedua unit andalan yakni Komatsu dan Scania sama-sama mengalami penurunan, yang disebabkan oleh penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.
Ketiga, segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi menjadi penyumbang pendapatan selanjutnya dengan nilai mencapai Rp26 triliun. Meski sebenarnya, nilai ini turun 15% dari tahun 2023 akibat penurunan rata-rata harga jual batu bara. Padahal dari segi volume, penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 13,1 juta ton, atau 11% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Penyumbang pendapatan terakhir adalah segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya senilai Rp9,9 triliun. Meski lebih kecil ketimbang segmen lain, namun perolehan ini 90% lebih tinggi dari tahun 2023 disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas.
Lebih lanjut, segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya dari UT juga dikabarkan baru memasuki bisnis nikel pada kuartal keempat 2023, dan sedang dalam proses pengembangan aset nikel tersebut.
Baca Juga: Melonjak 104%, United Tractors Raup Laba Bersih Rp21 Triliun
Untuk bisnis nikel, PT Stargate Pasific Resources (SPR) menjadi anak usaha yang mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1.975 ribu wet metric ton (wmt) sampai triwulan keempat tahun 2024, yang terdiri dari 693 ribu wmt saprolit dan 1.282 ribu wmt limonit.
Dijelaskan Nickel Industries Limited (NIC) yang dimiliki sebesar 19,99% merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. Perseroan mencatat equity income dari NIC untuk periode 12 bulan sejak kuartal terakhir tahun 2023 sampai dengan sembilan bulan pertama tahun 2024.
"Operasional RKEF NIC melaporkan penjualan 34,4 ribu ton logam nikel pada kuartal keempat tahun 2023 dan 96,3 ribu ton logam nikel dalam sembilan bulan pertama di tahun 2024," tulis keterangan resmi.