15 Maret 2024
12:41 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar US$405,7 miliar atau sekitar Rp6.339,93 triliun (kurs: Rp15.625,75 per dolar AS). Capaian ini menurun ketimbang bulan lalu sebesar US$2,4 miliar atau setara Rp37,5 triliun.
“Posisi ULN Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar US$405,7 miliar, atau turun dibandingkan dengan posisi ULN pada Desember 2023 yang mencapai US$408,1 miliar,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (15/3).
Secara tahunan, BI menyebutkan posisi ULN Indonesia pada Januari 2024 tumbuh sebesar 0,04% (yoy). Adapun, capaian pertumbuhan ini terhitung melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ULN Desember 2023 yang sebesar 2,9% (yoy).
“Penurunan tersebut dikontribusikan oleh penurunan ULN sektor publik dan swasta,” kata Erwin.
Baca Juga: Naik 1,33%, Total Utang Pemerintah Awal Tahun Tembus Rp8.253,09 T
Dengan demikian, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB yang turun menjadi 29,4% dari 29,7% pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9% dari total ULN.
Ke depan, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat. Didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” sebutnya.
Struktur ULN Pemerintah-Swasta
Erwin juga melaporkan, ULN pemerintah mencatat penurunan. Posisi ULN pemerintah pada Januari 2024 tercatat sebesar US$194,4 miliar, atau turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$196,6 miliar.
Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh sebesar 0,1% (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 5,4% (yoy). Penurunan posisi ULN pemerintah antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo.
“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel,” paparnya.
BI mengidentifikasi, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan belanja program prioritas dan pelindungan masyarakat, di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca Juga: Indef Sebut Posisi Utang Indonesia Masih Dalam Risiko Tinggi
Dukungan pembiayaan tersebut mencakup antara lain pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,0%); Jasa Pendidikan (16,9%); Konstruksi (13,7%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7%).
“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu, Erwin juga menerangkan bahwa ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada Januari 2024 tercatat sebesar US$196,7 miliar, atau menurun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar US$198,1 miliar.
“Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,6% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan lalu sebesar 1,4% (yoy),” bebernya.
Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang masing-masing mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2% (yoy) dan 2,4% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total ULN swasta.
“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1% terhadap total ULN swasta,” urainya.