Turun 2,24%, Nilai Ekspor Desember 2024 Sentuh US$23,46 M
BPS melaporkan terjadi penurunan nilai ekspor Desember 2024 sebesar 2,24%. Penurunan terjadi karena merosotnya nilai ekspor sektor nonmigas, terutama sektor industri pengolahan yang turun 3,55%.
Foto udara aktivitas bongkarmuat di kawasan pelabuhan peti kemas Murhum, Baubau, Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/1/2025). Antara Foto/Jojon
JAKARTA - Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan terjadi penurunan ekspor Indonesia pada Desember 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Desember 2024, ekspor Indonesia tercatat sebesar US$23,46 miliar atau turun 2,24% (month-to-month/mtm), dari November 2024 yang sebesar US$24 miliar.
"Nilai ekspor Indonesia di Desember 2024 mencapai US$23,46 miliar atau turun 2,24% dibandingkan November 2024," jelas Amalia dalam konferensi pers rilis Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Desember 2024, Jakarta, Rabu (15/1).
Amalia menyampaikan, penurunan ekspor tersebut terjadi karena penurunan nilai ekspor nonmigas sebanyak 3,36% (mtm), yakni dari November senilai US$22,68 miliar menjadi US$21,92 miliar di Desember 2024.
"Penurunan nilai ekspor nonmigas didorong pada komoditas mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya atau HS 84; nikel dan barang daripadanya atau HS 75; serta bijih logam, terak dan abu atau HS 26," urai Amalia.
Baca Juga: BPS Catat Kinerja Ekspor Nonmigas ke Negara Mitra Kompak TurunBerbanding terbalik dengan ekspor nonmigas, BPS mencatatkan adanya kenaikan ekspor migas di bulan yang sama sebesar 17,12% (mtm), dari senilai US$1,31 miliar di November menjadi US$1,54 miliar di Desember 2024. Peningkatan ini utamanya didorong oleh peningkatan nilai ekspor gas, dengan andil sebesar 0,68%.
"Secara tahunan, nilai ekspor Desember 2024 mengalami peningkatan sebesar 4,78% (
year-on-year/yoy). Kenaikan ini tentunya didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada barang lemak dan minyak hewani nabati HS 15; nikel dan barang daripadanya HS 75; dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yaitu HS 85," ujarnya.
Secara umum, kinerja ekspor seluruh sektor selama sebulan terakhir mengalami penurunan. Ditinjau lebih spesifik, ekspor nonmigas menurut sektor di Desember 2024 terdiri dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menurun 0,31% (mtm), dengan sumbangan nilai ekspor US$0,58 miliar.

Kemudian, untuk sektor pertambangan dan lainnya tercatat menurun 2,94% (mtm), dari US$3,84 miliar pada November 2024 menjadi US$3,73 miliar di Desember 2024. Sedangkan ekspor sektor industri pengolahan pun turut merosot 3,55% (mtm), dari US$18,26 miliar pada November menjadi US$17,61 di Desember 2024.
"Penurunan nilai ekspor nonmigas utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang turun sebesar 3,55%. Dan penurunan secara bulanan ini utamanya disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor mesin untuk keperluan khusus, nikel, barang dari logam siap pasang untuk konstruksi, kelapa sawit, dan juga besi dan baja," lanjut Amalia.
Kendati begitu, jika dihitung secara tahunan, Amalia menyatakan seluruh sektor mengalami kenaikan nilai ekspor kecuali sektor pertambangan.
Peningkatan nilai ekspor non migas secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan yang mencapai 12,24% (yoy), dari US$15,69 miliar pada Desember 2023 menjadi US$17,61 miliar pada Desember 2024.
"Dan peningkatan nilai ekspor industri pengolahan ini memberikan andil sebesar 8,58% terhadap kenaikan total ekspor non migas," terangnya.