17 April 2025
14:15 WIB
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah Ke Keberlanjutan
Tren investasi properti di Indonesia saat ini tengah mengarah ke pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Editor: Khairul Kahfi
Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rakhmat Yulianto mengatakan tren investasi properti RI tengah mengarah ke pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan, Jakarta, Kamis (17/4). Antara/Arnidhya Nur Zhafira
JAKARTA - Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rakhmat Yulianto mengatakan, tren investasi properti di Indonesia saat ini tengah mengarah ke pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable).
“Yang perlu kita perhatikan di sini adalah bagaimana tren investasi ke depan, mau tidak mau, kita harus siap untuk menciptakan produk-produk yang lebih berkelanjutan,” kata Rakhmat dalam agenda 'Indonesia CEO & Leaders Forum 2025: Redefining Indonesia’s Sustainable and Investment-Driven Property Sector', Jakarta, Kamis (17/4) melansir Antara.
Lebih lanjut, Rakhmat menilai, tren investasi tersebut akan menjadi tantangan bagi industri properti menyusul komitmen untuk mengurangi jejak karbon secara nasional dan global.
“Namun, ini tentunya adalah peluang bagi kita, bagaimana kita tidak hanya menciptakan residential atau properti baru yang ramah lingkungan, tapi juga bagaimana kita dapat merenovasi atau pun mengembangkan properti yang sudah ada menjadi lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Selain itu, Rakhmat menilai, saat ini sejumlah masyarakat Indonesia sebagai konsumen juga sudah memiliki kesadaran (awareness) untuk memiliki hunian yang lebih hijau.
“Ini kalau kita lihat, tidak hanya tuntutan dari perusahaan, akan tetapi juga konsumen Indonesia. Konsumen pun ternyata sudah memiliki awareness akan keberlanjutan ini,” ujarnya.
Ia melanjutkan, saat ini total emisi karbon di wilayah properti masih cukup tinggi. Karenanya, kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pihak terkait termasuk pengembang dan pemerintah, untuk mencari solusi pengurangan emisi karbon ini.
“Tidak hanya melihat dari aspek operasional dari properti itu sendiri, tentunya di sini kita juga harus melihat aspek sosial dari properti itu sendiri,” sebutnya.
Dalam paparannya, Rakhmat mengatakan, Indonesia telah berkomitmen mencapai nol emisi pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Dengan komitmen ini, pemerintah mendukung pengurangan emisi karbon di sektor real estate, yang berkontribusi sekitar 40% dari emisi karbon global menurut JLL 2022,” katanya.
Dengan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam sektor properti, lanjut dia, dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan dan investor.
Beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai dan daya saing aset; menarik penyewa yang peduli dengan lingkungan; menurunkan biaya operasional melalui sistem hemat energi; serta berdampak positif terhadap reputasi merek, keunggulan kompetitif, dan menciptakan keuntungan finansial jangka panjang.