c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 Agustus 2023

14:30 WIB

Tol Di IKN Dapat Difungsikan Sebagai Runway Pesawat

Selain berfungsi sebagai jalan tol biasa, dalam kondisi tertentu atau darurat jalan tol di IKN didesain bisa digunakan sebagai landasan pacu pesawat terbang

Tol Di IKN Dapat Difungsikan Sebagai <i>Runway</i> Pesawat
Tol Di IKN Dapat Difungsikan Sebagai <i>Runway</i> Pesawat
Ilustrasi. Proyek pembangunan tol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara segmen KKT Kariangau-Simpang Tempadung di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (23/2/2023). Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso

JAKARTA – Ada yang menarik dari pembangunan infrastuktur khususnya jalan tol di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. dalam keadaan tertentu, Jalan Tol Akses IKN Nusantara Seksi 6A dapat difungsikan sebagai landasan pacu atau runway pesawat.

Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Sumadilaga di Jakarta, Rabu (9/8) mengatakan, Kementerian PUPR siap merancang Jalan Tol Akses IKN Seksi 6A dan 6B selain berfungsi jalan tol biasa, juga didesain sebagai runway pesawat. Akses runaway tersebut, panjangnya sekitar 3 km dengan kontur jalan lurus sebagaimana runway pesawat.
 
"Jalan tol tersebut yang dalam keadaan tertentu dapat berfungsi sebagai runway pesawat. Selain berfungsi sebagai jalan tol biasa, namun ketika dalam kondisi tertentu atau darurat jalan tol itu didesain sebagai landasan pacu," kata Danis.

Sejumlah jalan arteri primer di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga dipertimbangkan agar bisa didarati oleh pesawat. Kemungkinan panjang jalan arteri IKN tersebut sekitar 1-2 km agar dapat didarati oleh pesawat seperti yang terjadi pada jalan di beberapa negara.

Sekadar mengingatkan, IKN Nusantara dibangun untuk mencapai target Indonesia sebagai negara maju, sesuai Visi Indonesia 2045. Visi Ibu Kota Nusantara mengusung "Kota Dunia untuk Semua", sehingga visi Nusantara tersebut menegaskan, pembangunan dan pengembangan Ibu Kota Nusantara akan tata kelola berstandar global.

Tak hanya itu, IKN juga diplot menjadi mesin penggerak bagi Kalimantan, dan menjadi pemicu penguatan rantai nilai domestik di seluruh Kawasan Timur Indonesia/ Ibu Kota Nusantara yang posisinya berada di tengah Indonesia, dinilai akan menempatkan Indonesia dalam posisi yang lebih strategis dalam jalur perdagangan dunia, aliran investasi, dan inovasi teknologi.

Selain itu, Ibu Kota Nusantara juga akan menjadi percontohan bagi pengembangan kota yang hijau dan berkelanjutan. Didorong oleh penerapan teknologi terkini, Visi Ibu Kota Nusantara, tidak hanya peradaban baru masyarakat yang akan tinggal di Ibu Kota Nusantara pada masa depan, tetapi juga kondisi lingkungan yang akan dipulihkan, dan dilestarikan sesuai kaidah pembangunan berkelanjutan.

Proyek Terbesar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, merupakan proyek terbesar yang ada di dunia saat ini.
 
"Di dunia sekarang ini proyek terbesar yang ada itu hanya satu di Indonesia yang namanya Ibu Kota Negara Nusantara,” kata Jokowi saat menghadiri Musyawarah Nasional Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) 2023 di Jakarta, Rabu.
 
Jokowi menuturkan Pemerintah Indonesia berani membuka sentra-sentra ekonomi baru dengan membangun IKN di Pulau Kalimantan. Ia mengungkapkan, sementara ini terdapat 34.000 hektare lahan di IKN yang sudah bisa dibeli. Puluhan ribu hektare lahan itu, kata Jokowi, dapat dimiliki dengan dibeli bukan diperoleh gratis.
 
“(Sebanyak) 34 ribu hektare lahan sudah bisa dibeli. Nggak ada gratisan di sana. Harganya berapa? tanya ke pak Kepala Otorita IKN. ini peluang, ini peluang,” kata Jokowi dalam forum itu.

Sekadar informasi, PT Waskita Karya (Persero) (WSKT) menjadi BUMN karya dengan porsi garapan proyek terbesar di Ibu Kota Negara (IKN) dengan total Rp4,33 triliun, dari total nilai sebesar Rp7,22 triliun. WSKT sendiri mendapatkan kontrak kerja untuk sejumlah proyek pendukung kawasan IKN mulai dari akses jalan tol, hingga pembangunan gedung kementerian koordinator.
 
Kendati demikian, menurut Toto, WSKT memerlukan kepastian dari sisi pembiayaan untuk menunjang modal kerja pembangunan proyek IKN.
 
“WSKT mungkin memerlukan kepastian dari sisi financing apakah mereka cukup solid untuk pembiayaan proyek proyek yang sedang berjalan selain proyek IKN,” kata Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto

Nilai Kontrak Baru
Dihubungi Terpisah, SVP Corporate Secretary WSKT Ermy Puspa Yunita memaparkan, berdasarkan kepemilikan proyek, perolehan nilai kontrak baru (NKB) masih didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 66,24%, diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 13,62%, proyek Swasta sebesar 1,29%, dan anak perusahaan sebesar 18,85%.
 
Selain itu, Waskita Karya juga lebih selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran. "Saat ini Perseroan sangat selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, terdapat uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Resiko Konstruksi sehingga harapannya proyek-proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan,” kata Ermy.
 
Dibandingkan BUMN karya lain, WSKT terhitung mendapatkan kontrak proyek paling besar yaitu Rp4,33 triliun secara porsi, dari total nilai sebesar Rp7,22 triliun. Bandingkan dengan PT PP Tbk (PTPP) telah menerima total nilai kontrak dari IKN sebesar Rp4,15 triliun per akhir Juni 2023. 

Kemudian, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga mendapat total kontrak proyek IKN mencapai Rp3,48 triliun. Sementara itu, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengerjakan tujuh proyek di IKN senilai Rp2,9 triliun.
 
Sejumlah proyek IKN yang digarap WSKT meliputi jalan tol IKN Segmen 5A, proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4, serta proyek gedung Sekretariat Presiden dan fasilitas Gedung penunjang.

Selanjutnya, proyek gedung dan kawasan Kementerian Koordinator (Kemenko) Paket 3, proyek gedung dan kawasan Kemenko Paket 4 dan  Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1, 2 dan 3. Termasuk proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang baru saja pada awal Juli 2023 ini dilakukan penandatanganan kontrak kerja.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar