14 Mei 2024
15:26 WIB
TKDN Kapal Selam Scorpene Evolved Ditargetkan Lebih Dari 50%
Dua unit kapal selam Scorpene Evolved dari perusahaan Prancis Naval Group yang dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia, Surabaya, diharapkan punya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 50%
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali (tengah) saat jumpa pers di sela-sela acara seminar internasional bertajuk “Future Submarine” di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Antara/M Risyal Hidayat
JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali optimistis tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dua unit kapal selam Scorpene Evolved yang bakal dibangun di Surabaya, Jawa Timur, lebih dari 50%. Dua kapal selam itu sejak awal bakal dibangun di dalam negeri, yaitu galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya.
“Harapannya nanti lebih dari 50%, karena dibangun dari awal di dalam negeri, tetapi kita masih dibantu oleh pihak luar, dalam hal ini Naval Group untuk membangun dari awal kapal selam di PT PAL,” kata Ali.
Walaupun demikian, saat ini pembangunan dua kapal selam Scorpene Evolved yang merupakan teknologi dari Naval Group Prancis itu, masih menunggu kontrak pembelian efektif.
“Ini akan dimulai setelah efektif kontrak. Harapannya bisa langsung dikerjakan di PT PAL. Harapannya juga mulai dari kapal pertama akan dibangun di PT PAL, dan dari pihak Naval Group sudah bersedia untuk membangun kapal selam dari awal di PT PAL,” ucap Ali.
Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI pada 4 April 2024 mengumumkan Pemerintah Indonesia resmi membeli dua unit kapal selam Scorpène Evolved dari perusahaan Prancis Naval Group.
“Kontrak (pengadaan) submarine class 1800–2800 tonnage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) ditandatangani oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Prancis dan PT PAL Indonesia,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha.
Teknologi Teranyar
Naval Group dalam akun X resminya memperlihatkan kontrak itu diteken oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan RI Marsekal TNI Yusuf Jauhari, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod, dan Executive Vice President Sales Naval Group Marie-Laure Bourgeois. Penandatanganan tersebut turut disaksikan oleh Wakil Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn.) M. Herindra.
Kontrak pembelian itu mencakup pengadaan dua unit kapal selam Scorpène Evolved Full Lithium-Ion battery (LiB), simulator untuk latihan (training), pelatihan untuk kru kapal, instruktur, dan operator simulator, integrated logistic support, dan material untuk tiga kali misi atau selama 1 tahun.
Kemhan RI, Naval Group, dan PT PAL sudah sepakat produksi dua unit kapal selam itu seluruhnya dikerjakan di Surabaya dan menjadi salah satu kerja sama alih teknologi (ToT/offset) dari pembelian kapal selam Naval Group.
PT PAL Indonesia dan Naval Group pada 12 Desember 2023 telah meneken perjanjian operasi bersama (joint operation agreement) pada 12 Desember 2023, dan perjanjian kemitraan strategis (SPA) pada Februari 2022.
Asal tahu saja, Scorpène Evolved merupakan salah satu kapal selam dengan teknologi teranyar yang menggunakan tenaga baterai Lithium-Ion yang ringan dan kepadatan energi tinggi, sehingga kapal selam dapat beroperasi lebih lama tanpa perlu mengisi ulang daya/bahan bakar.
Kapal selam itu juga punya kemampuan siluman (stealth) alias tak tertangkap radar kapal-kapal lain saat beroperasi di bawah permukaan air.
Scorpène Evolved sebagai kapal selam serba bisa yang dapat melaksanakan berbagai operasi seperti peperangan anti-kapal permukaan, peperangan anti-kapal selam, operasi khusus, dan operasi intelijen bawah laut.
Kapal selam itu juga dilengkapi dengan generasi terbaru sistem tempur SUBTICS®, yang mampu menjawab berbagai kebutuhan operasi laut dangkal maupun laut dalam.
Spesifikasi Scorpène Evolved yang bakal memperkuat TNI AL, antara lain panjang 72 meter, kecepatan berlayar saat menyelam maksimum 20 knot dan kemampuan menyelam sampai 300 meter. Kemudian kemampuan menyelam maksimum 80 hari, kapasitas total 31 kru, kemampuan operasi di laut 240 hari per tahun. Kapal selam itu juga dilengkapi dengan enam tabung peluncur senjata, dan dapat dipasang 18 senjata jenis rudal dan torpedo.
Sejumlah prajurit TNI Angkatan Laut berada di atas KRI Alugoro-405 saat berlangsungya Penyematan Bre vet Kehormatan Hiu Kencana di kapal selam itu, di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023). Antara Foto/Didik Suhartono
Selain Prancis
Meski begitu, KSAL melanjutkan dia sejauh ini juga telah berkeliling ke beberapa negara untuk melihat teknologi kapal selam dari galangan-galangan kapal terkemuka. Bagi Ali, tak tertutup kemungkinan Indonesia bakal membeli kapal-kapal selam lain di luar Prancis. Beberapa negara yang dikunjungi Laksamana Ali dalam setahun terakhir mencakup China, Jerman, Italia, dan Uni Emirat Arab (UAE).
“Tidak menutup kemungkinan (kita) mengambil dari beberapa tempat, karena sebagaimana yang disampaikan Bapak Menhan (Prabowo Subianto), kita butuh kapal selam banyak,” kata KSAL.
Akhir April lalu, misalnya, Ali mengecek sejumlah alutsista buatan China dalam acara pameran di Baotou Exhibition Centre, Beijing, China. Dalam pameran itu, KSAL melihat pesawat nirawak (UAV), kapal perusak (destroyer) Kelas 052D, kapal selam S26, helikopter antikapal selam (AKS), rudal dan meriam antiudara.
TNI AL sendiri, punya riwayat membeli kapal selam dari galangan kapal Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH, Jerman, yaitu untuk KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. TNI AL juga saat ini diperkuat kapal selam yang dibuat galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yaitu KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404.
Idealnya, Ali melanjutkan, Indonesia butuh banyak kapal selam karena luas perairan Indonesia yang mencapai 6,4 juta kilometer persegi. Terlepas dari itu, dalam waktu dekat, KSAL menilai TNI AL butuh diperkuat 12 kapal selam.
“Yang optimum mungkin 12 dulu, kita punya 12 kapal selam pada era Orde Lama, pada era pemerintahan Presiden Soekarno kita punya 12 kapal selam, dan ke depan kita mungkin punya kapal selam besarnya 12 dan kapal selam lain yang kecil, atau unmanned system (nirawak) ya,” kata Laksamana Ali.
TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam yang seluruhnya tergabung di Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) yang bermarkas di Armada II Surabaya, Jawa Timur. Empat kapal itu mencakup KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Diplomasi Maritim
Sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendorong penguatan sistem ketahanan dan keamanan maritim Indonesia, melalui diplomasi maritim dan penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Penguatan ini diperlukan, kata Bamsoet, tidak terlepas kondisi geografis Indonesia yang sangat strategis, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 pulau, dan garis pantai terpanjang nomor dua setelah Kanada, yakni 99.083 km.
“Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi maritim yang sangat besar. Namun, potensi tersebut juga diiringi dengan berbagai tantangan, seperti perompakan, penyelundupan dan terorisme maritim,” kata Bamsoet.
Dia menuturkan, Indonesia memiliki luar laut terbesar ke-6 di dunia setelah Prancis, Amerika Serikat, Australia, Rusia dan Inggris. Untuk itu, dia mendukung peningkatan alutsista dan kesejahteraan prajurit TNI AL. Termasuk melalui diplokasi maritim dan peran polisional, khususnya melalui pemanfaatan kapal selam.
Menurut dia, dengan prinsip Trinitas TNI AL untuk melakukan peran militer, peran diplomasi dan peran polisional, khususnya melalui pemanfaatan kapal selam, diharapkan dapat mewujudkan laut Indonesia yang aman, damai dan sejahtera.
“Karena itu, penting bagi kita untuk memiliki sistem ketahanan dan keamanan maritim yang kuat untuk menjaga teritorial dan kedaulatan NKRI," ujarnya.
Bamsoet menjelaskan, kapal selam memiliki efek pencegahan (deteren) yang tinggi dalam menjaga keamanan laut di Indonesia. Kemampuannya untuk bergerak secara diam-diam dan menyerang dari bawah laut menjadikan kapal selam sebagai alat pertahanan yang sangat efektif.
"Kapal selam merupakan salah satu arsenal (artileri senjata angkatan laut) penting TNI, khususnya TNI AL, dalam menjaga keamanan laut di Indonesia,” katanya memaparkan.
Peran kapal selam, kata dia, baik konvensional maupun nirawak, terbukti mampu menjaga stabilitas keamanan maritim nusantara. “Kemampuannya yang unik dan canggih menjadikan kapal selam sebagai alat pertahanan yang sangat efektif," tandasnya.